Sunday, July 31, 2016

Menjadi yang pertama dalam suatu kategori


Menjadi yang pertama dalam satu kategori atau kategori yang anda ciptakan sendiri.
Topik ini selalu menjadi sesuatu yang menarik , selain topik differentiate positioning karena memberi keleluasaan dalam berusaha. Ibarat bernafas di lahan yang luas dan hijau, bukan bernafas di tempat sesak di perkotaan. Bisnis pun demikian, apabila kita menggunakan cara dan strategi ini , rasanya kok lega banget ngejalaninnya.
Produk kita tidak mudah ditiru, kalaupun ditiru, diawal kita sudah memiliki waktu memapankan brand kita, terutama saat awal awal merintis pasar.

Menjadi yang pertama dalam suatu kategori memberi anda ruang yang lebih luas.
Luas , mengembangkan produk
Ketika brand sudah terbentuk
Anda leluasa mengembangkan produk, karena selalu ada pelanggan setia yang mau beli lagi



Posted via Blogaway


Bukan hanya kretifitas tanpa batas tapi juga tanpa modal

Peluang masih sangat luas
Kesempatan menjadi yang pertama juga luas
Kesempatan mananamkam dna anda
Kesempatan membentuk tribe anda


Saturday, July 30, 2016

Menjaring audience lebih banyak dengan title berbahasa inggris di youtube

Contoh :
Mini paddy huller tested by assoka juli 2016

Mini power tresher made by assoka bali


Friday, July 29, 2016

Teori bagus nih

MENYIASATI TEORI LAMA-BARU:
Baty Subakti
    
       
Disadari atau tidak, sebenarnya banyak sekali teori atau model komunikasi lama yang kini kembali dijadikan rujukan oleh para praktisi periklanan dan pemasaran modern. Sebagian lagi diserap hanya dengan perubahan kecil saja. Berbagai teori atau model tentang Consumer Profile, Consumer Behavior, Purchasing Habit, Audience Response, atau Adoption tage/Process atau Adopters Category misalnya, memang tetap relevan jika diterapkan pada era digital sekarang.
Dalam kaitan media sosial melalui internet, model yang agak berbeda mungkin hanya yang ditawarkan Forrester (2007). Karena meski dia juga melihat proses pembelian oleh konsumen sejak kontak mata pertama dengan produk terkait, hingga terjadinya pembelian dan penganjuran oleh konsumen tersebut, namun membagi pentahapannya dalam  bentuk Involvement, Interaction, Intimacy, dan Influence. Dia menyebut modelnya ini sebagai Modern Marketing Funnel.
Berbagai teori/model tersebut memang ada yang sekadar berganti nama, namun tak sedikit yang seluruhnya diserap sebagaimana aslinya. Terakhir Sannon Stucky (2013) menawarkan model Awareness, Consideration, Preference, Action, Loyalty, Advocacy. Istilah Advocacy ini kemudian banyak digunakan sebagai bentuk lain dari istilah-istilah Share, Ambassador atau Evangelist sampai Tribes.

Contoh yang paling menarik dan kentara adalah pada istilah-istilah Consumer (Decision) Journey, Marketing Funnel, Sales Funnel, Purchase/Purchasing Funnel, Business Sales Funnel, bahkan Consumer-Focused Marketing Model. Keenam istilah ini memiliki konsep dasar yang sama, yaitu adanya pentahapan dalam proses pembelian sesuatu produk oleh konsumen. Dari pengenalan awal, hingga akhirnya membeli atau mengulang beli dan menjadi penganjur.
Yang lebih menarik lagi, adalah bahwa semua teori/model itu berakar dari model-model "kuno" tentang tanggapan khalayak atau Audience Response. Bahkan model AIDA yang terkenal itu sebenarnya sudah berusia 118 tahun, karena Elias SE Lewis pertama memperkenalkannya di tahun 1898. Meski para akademisi lebih banyak yang merujuknya sebagai model AF Sheldon (1911) atau EK Strong (1925). Tapi siapa pun yang kita rujuk, model itu tetap "kuno" bukan? Padahal itulah itulah cikal bakal segala model "funnel' yang kini amat populer dan digandrungi para Pemasar itu. Jadi kalau sekarang, karena adanya internet, jangan heran pula kalau misalnya lalu muncul AISAS (Awareness, Interest, Search, Action, Share) atau yang kini lebih dikenal sebagai Dentsu Way (2004).   

Seluruh situasi di atas dapat membingungkan bukan saja bagi para mahasiswa dan dosen komunikasi atau pemasaran di kampus-kampus, namun juga bagi para praktisi yang minim "jam terbang". Karena identitas yang berbeda memang dapat berarti makna yang berbeda pula. Padahal, sebenarnya banyak yang hanya nama teori atau modelnya yang  berbeda, tetapi konsep atau ide dasarnya sama. Bagaimana menyiasatinya?

Selain ikut mengasuh, saya kebetulan juga mengajar Advertising Media Planning di ITKP, kampus khusus periklanan. Pada mata kuliah ini saya menganjurkan para mahasiswa untuk menggunakan model Hierarchy of Effects (Lavidge & Steiner, 1961) sebagai rujukan utama dalam membahas  Audience Response. Khususnya dalam menentukan tingkat intensitas Media Objective dari sesuatu kampanye. Namun demi obyektivitas akademis dan merangsang penalaran dan pengembangan oleh mahasiswa, saya tetap memberikan rujukan pada semua teori/model Audience Response. Tentu dengan sedikit latarnya masing-masing. Hal itu bahkan saya diskusikan sejak AIDA pertama diperkenalkan, hingga pasca Hierarchy of Effects itu sendiri.

Begitu pula yang saya lakukan saat membahas berbagai teori tentang frekuensi efektif. Meski karena pengalaman sebagai praktisi periklanan, saya menganjurkan menggunakan teori logaritmis Zielske (1959, 1981), namun tetap memberi rujukan pada teori-teori lain yang "lebih baru" seperti Saturated Depression (Grass), Diminising Return (Max), dan Linear (Achenbaum) sebagai pembanding. Ini berarti saya membuka nalar mahasiswa pada rentang teori di kurun lebih dari 50 tahun ke belakang.

Contoh lain, dalam membahas teori lama tentang Segmentation, saya tidak berhenti sampai pemilahan Geography, Demography, Psychography dan Behavioristic. Saya mendiskusikan bahwa istilah Consumer Insight yang digunakan para praktisi sekarang sebenarnya tak lebih dari pendalaman Segmentation, khususnya dari aspek Psychography dan Behavioristic. Juga bahwa Targeting dan Positioning yang dulu selalu menyertai kegiatan Segmentation, kini punya perspektif 'big data' dan 'automation'. 

Menurut saya, hanya dengan melakukan hal-hal seperti itu kita dapat membuat berbagai teori/model yang kita tularkan kepada para mahasiswa bukan saja tetap relevan dan tepat guna, namun juga dapat mereka perdalam dan kembangkan sendiri.


Yang penting Latihan... latihan..(2) evaluasi rutin

Evaluasi rutin :
Pilih top ten keyword dan di evaluasi rutin.
Evaluasi rutin keyword dan penampilannya di google search. Pilih top ten keyword penjualan terbanyak/atau yang paling di response /paling sering ditanya oleh viewer. Bagaimana penampilannya di google search. Apakah tetap bisa di halaman 1 google?
Apakah mendominasi halaman 1?
Apakah video tampil?
Apakah images tampil?
Apakah marketplace tampil?
Apakah google+ tampil?
Apakah mendapatkan response yang baik?
Apakah ada penjualan?
Apabila sudah ok , ok semua. Maka bisa dianggap sukses. Dan tidak perlu otak atik lagi. Pindah ke keyword lain.




Posted via Blogaway


Keyword : penggilingan beras mini


Yang penting latihan...latihan...(1)tokopedia





Latihan 1.
Pasang iklan si tokopedia. "New keyword+brand awareness".
Yang penting bagaimana agar "produk di tokopedia" bisa muncul bukan hanya di keyword "3 kata" namun "2 kata"



Posted via Blogaway


Tuesday, July 26, 2016

Dunia online saat ini

Dunia online berkembang sedemikian cepat. Berkembangnya dunia online karena pertemuan teknologi smartphone dan perubahan perilaku konsumen.

Teknologi smartphone, membuat orang kemana mana terhubung dengan smartphone. Bukan hanya untuk medsos, cari jalan pake gmap, cari tempat makan pake tripad, mau cari gojek, atau beli makanan via gofood. Dan belanja sebagian orang lebih suka via tokopedia karena lebih murah. Harga lebih fair.

Tidak kejauhan , tidak kecanggihan
Konsumen aware dengan sesuatu yang dekat dengan dirinya. Makanya jualan lewat facebook menjadi efektif. Begitu juga dengan instagram. Atau lewat tokopedia. Dan lebih efektif via hp, bbm, wa , line karena belanja di jawab autorespond via email belum biasa.




Posted via Blogaway


Monday, July 25, 2016

Start new way before late

Apa yang dilakukan orang ketika bisnisnya cukup berhasil, dia merasa puas dan berusaha mencukupkan dirinya dengan apa yang sudah diperolehnya. Walaupun , ia juga tahu kalau kenyamanan itu bisa berganti dengan ketidaknyamanan ketika semakin lama kompetisi makin kuat. 

Bisa saja ia , mengurangi pengeluaran, menghindari stok berlebih, menjaga kesetiaan pelanggan dengan memberi service yang lebih baik. So far, semua berjalan cukup baik. Apa yang menjadi kekhawatiran , terlihat bisa diatasi. Masih bisa bertahan. Setidaknya sampai saat ini. 

Namun kompetitor juga tidak diam.berusaha menswitch pelanggan untuk beralih, dan paling horor mulai ” menurunkan harga”. 

Apa yang anda lakukan ? Menurunkan harga juga? Never ending war. Tapi tidak bisa di hindari. 

Sebelum semua itu terjadi, mulailah cara cara baru 

Create values 

Create new rules

Rewrite the bussniess


Sunday, July 24, 2016

Fb marketting


Keberhasilan itu nomor sekian...

Setiap orang pasti ingin usahanya sukses. Oleh karena anda tidak sendiri, maka kemungkinan kesuksesan anda bisa berarti kalau anda bisa mendahului teman teman lain yang belum sukses. Anda harus lebih dahulu sukses.

Cenderung menjadi peniru.

Agar cepat sukses anda meniru apa yang orang lain lakukan. Kalau anda berjualan makanan, anda meniru toko makanan yang sudah sukses. Tidak ada yang salah dengan itu, yang jelas anda berusaha membagi ceruk yang sudah ada. Bukan membuat ceruk baru.
Ketika orang meniru kfc dan mcd. Bikin ayam tepung, beberapa usah berjalan dan sukses mendapat penjualan yang lumayan, ada nama amazy, doremi, dll. Ketika peniru ke dua dan ketiga sukses maka berbondong bondong orang mencoba menjadi peniru berikutnya. Dengan gaya yang plek sama. Tempat nyaman ber ac , wifi, fried chicken, harga terjangkau.
Belum ada yang memikirkan seberapa sering orang makan ayam goreng , seminggu sekali, sebulan sekali dll.
Dan ketika orang sudah mulai bosan dengan ayam goreng tepung demikian penjualan menurun drastis.
Bukan hanya satu, dua peniru yang tutup , tapi sebagian besar.

Kedai kopi
Another favorite place
Kedai bisa sukses dan bertahan lama apabila
1 . Punya pelanggan setia
2. Bukan hanya kopi nya yang enak, artinya bukan hanya "jualan kopi" namun jualan gaya hidup. Ngopi itu paling emak di kedak kopi.
Starbuck sukses karena menjadikan aktifitas ngopi menjadi gaya hidup urban. Orang beli secangkir kopi , dan bisa duduk berjam jam di tempat ramai.

3.


Saking inginnya cepat cepat berhasil jualan anda membeli banyak produk namun akhirnya tidak laku.



Posted via Blogaway


Thursday, July 21, 2016

Eksperimen...eksperimen online

Bagaimana kalao membuat website untuk pasar lokal?
Produk lokal , pasar lokal dipasarakan pake website. Dengan online?

Bagaimana kalao produk yang biasanya di jual offline sekarang di jual lokal namun online. Pake gojek atau pengiriman antar kota. Atau pake tukang ojek.
Build ur brand locally.
Ini sebuah eksperimen

Sebelumnya jualan online berarti pasar yang lebih luas. Kita "memekarkan" pangsa pasar kita. Sebelumnya sudah kuat , atau punya basis di offline ingin di kembangkan ke online.
Dalam ekperimen ini berbalik.
Kita "new comers", " nobody" di pasar lokal. Tapi kita masuk dengan konsep baru. Dan menggunakan online tool sebagai sarana.

Eksperimen 2
Memasarkan produk orang lain. Àtau menjadi buzzer
Bisa jadi terdengar lebih obyektif karena kita menßhare produk orang lain.


Posted via Blogaway


Jangan target penjualan , lalu apa targetmu?

Kalao tidak target penjualan lalu apa targetmu?
1 google page 1
2 traffic
3 pengunjung setia (waktu kunjung)


Rajin mencoba sesuatu yang baru

Mau belajar internet marketting itu harus rajin mencoba , sehingga menemukan sendiri apa yang dimaksud dengan internet marketting itu. Kalao mau keluar modal , bisa ikut pelatihan, namun apa yang gratis gratis yang beterbangan di dumay (dunia maya) sudah di praktekkan. Klik saja google, klik saja youtube, follow imers di facebook, maka anda akan mendapat banyak teori imer (internet marjetting).


Testing ...testing. trial n error

Jadi online marketter harus  rajin mencoba. Trial n error. Coba jurus jurus baru. Rajin posting, rajin bikin akun, rajin bikin blog dll. Jadikan sebagai bagian dari kehidupan anda. Jadi bisa mengalir bekerjanya. Tidak ada target jualan.mengalir saja...

Hasil didapat dari latihan
Latihan seperti apa yang anda lakukan agar dapat memahami apa itu internet marketting
1. Bikin akun email , lalu bikin akun blog, facebook, gmap, bikin akun di marketplace, dan lain lain. Tambahin lagi di kaskus terserah anda.
2. Masukkan produk , gunakan keyword, masukkan tag. Masukkan artikel.
3. Lakukan evaluasi
Disinilah nikmatnya. Dimana anda akan mengetahui whats its work dan whats dont.  Apa yang bekerja dengan baik dan apa yang tidak.
Lihat di stat.

Kalao anda pengguna wordpress anda akan menemukan tools yang sangat menarik

Apakah ada yang menghubungi anda?

Semakin lama lama , anda akan mendapatkan sesuatu dari "latihan latihan" yang anda lakukan.

Anda akan melihat "pola pola" tertentu yang bisa kita pelajari. Bisa kita tumpangi sehingga website menjadi lebih banyak pengunjung , orang menjadi lebih aware dengan brand kita,
Posted via Blogaway


Wednesday, July 20, 2016

Low effort, low cost , high impact





Posted via Blogaway

Watermark bukan hanya berfungsi untuk melindungi vopyright foto namun bisa juga untuk menanam pesan di benak pembaca.
1. Awareness of the brand
2. Menanam new keyword, tranplantasi keyword ke benak pembaca. Sehingga orang aware dengan keyword


Loe cost , loe effort, high impact

Apabila sudah memahami perilaku, atau pola dari online marketing


Selonong ads tokopedia dan buka lapak





Selonong ads ala marketplace.



Posted via Blogaway

Enaknya menggunakan tokopedia dan bukalapak. Sewaktu waktu produk anda bisa nyelonong muncul di wall ,atau browser orang. Tokopedia lebih intensif di google ads, bukalapak di facebook.

Jadi kalao website jualan anda belum mapan, belum banyak orang aware, hanya laku di keyword keyword khusus (yang menyebutkan lokasi, masih 3kata), gunakan saja marketplace macam tokopedia dan buka lapak yang intensif naruh iklan di google dan facebook.


Labels:

Tuesday, July 19, 2016

Enak nya pake tokopedia


Friday, July 1, 2016

Gunakan tag

Gunakan tag. Tag di index Google .postingan  Selanjutnya lebih mudah di index Google. Asal tag sama.


Ketiga kalinya kena suspend di wordpress

Ketiga kalinya kena suspend di WordPress padahal tidak bikin buzzer, tidak isi link, tidak isi tag .