Sunday, October 29, 2017

Tujuan iklan : create awarenness

Pasang link di iklan.

Buat video yang menarik dan lengkap untuk semua produk dengan durasi yang di potong potong. 

Link youtube,  toped,  Assokawijaya. Com,  wa dll

Pasang durasi panjang.  Video panjang biaya sama. 
...

Thursday, October 26, 2017

Memperbesar kolam : play the detail

Tawarkan desain. Walaupun belum realisasi.  Yang penting make sense. Karena pengalaman bertahun tahun  dan liat si youtube. 

Obat kangker

Artikel bagus dan layak direnungkan :

Makoto Kondo, ahli kanker yg dikenal sebagai “nuraninya komunitas medis” oleh publik di Jepang. Dosen bidang radiologi di Keio University, Jepang, dgn pengalaman lbh dari 40 thn dalam praktek kedokteran, berani menyatakan pandangan medis yang tidak berani diungkapkan orang menyangkut individu itu sendiri secara umum.

Ia lahir dari sebuah keluarga dokter, lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Keio, Jepang, kemudian melanjutkan studinya di Amerika Serikat dan memperoleh gelar doktor. Setelah kembali ke negaranya, ia menjadi dosen bidang radiologi yang mengkhususkan diri dalam pengobatan radioterapi kanker di Universitas Keio. Selain itu juga dikenal sebagai perintis dalam hal Breast Conservation Therapy (terapi konservasi payudara) yang terkenal di seantero negeri Jepang.

Prestasinya mendapatkan penghargaan yg tinggi dari segenap masyarakat, dan memperoleh “penghargaan Kikuchi Kan ke-60” pd thn 2012(pemenang adalah tokoh dari segenap lapisan masyarakat yg berkontribusi besar terhadap budaya Jepang).

Berikut beberapa nasihatnya:

1. Yang menakutkan itu bukan kanker, tetapi “pengobatannya”. Mengapa ada orang yang semula energik, lantas menjadi lemah setelah terserang kanker ? Hal ini dikarenakan mereka tlh menjalani proses “pengobatan kanker”.

Selama “tidak mengobati kanker”, maka penderita bisa menjaga pikirannya secara jelas & sadar, sampai pada detik2 terakhir hidupnya. Jika ditangani secara tepat, maka tubuh dapat bergerak bebas leluasa.

Banyak kanker yang tidak memicu rasa sakit, tapi jika benar2 sakit,maka rasa sakit atau nyeri itu juga bisa dikontrol.

Jika Anda tidak merasakan gejala sakit, gejala tidak nyaman, atau tidak berselera (makan) dan gejala lainnya, tapi dalam pemeriksaan medis terdeteksi kanker, maka “kanker” ini dipastikan adalah “pseudo kanker (kanker palsu/ semu)”.

Sementara itu, hanya mengandalkan pencitraan Sinar x mendeteksi kanker payudara, ada 99%-nya juga berupa pseudo kanker atau kanker palsu, tetapi sebagian besar penderita tetap saja akan menjalani proses mastektomi (operasi pengangkatan payudara), disarankan sebaikanya berhati-hati.

2. Lebih dini menemukan kanker yg sebenarnya juga percuma. Karena sejak lahirnya sel-sel induk kanker pertama pada saat itu, masa atau waktu kanker merenggut nyawa seseorang itu telah dipastikan. Hanya saja, karena ditemukan lebih awal, maka “waktu bertahan hidup” pada permukaan secara relatif menjadi lebih lama.

Jadi dalam pelbagai situasi, kita harus melihat “tingkat kelangsungan hidup 10 thn”, dengan begitu baru bisa menentukan seseorang yg menderita kanker itu apakah bisa “disembuhkan atau tidak”.

3. Operasi adalah cedera serius buatan (manusia). Setelah operasi, fisik kita akan menurun tajam, sangat rentan terinfeksi, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan meninggalkan sequela yang sulit disembuhkan. Meninggal diatas meja operasi juga merupakan hal yg biasa terjadi. Jika dokter menganjurkan Anda untuk operasi, maka sebaiknya Anda pertimbangkan dan renungkan lagi, apa yg akan terjadi seusai operasi, makin rinci pertimbangan Anda tentunya semakin baik.

Pepatah dalam komunitas medis mengatakan : “Begitu operasi dilaksanakan, maka sel-sel kanker akan bergejolak, dan murka”. Karena operasi akan meninggalkan bekas luka, dan bekas luka itu merusak benteng dari sel-sel normal, selanjutnya sel-sel kanker dalam darah itu akan memanfaatkan kesempatan dan meresap ke dalam, mempercepat pembiakan, hingga pd akhirnya meletus & menyebar ke mana-mana.

4. Kemoterapi itu sangat beracun. Kanker dewasa yg bisa disembuhkan secara kemoterapi hanya ada empat jenis yakni, leukemia akut, limfoma ganas, kanker testis, kanker koriokarsinoma, namun, beberapa jenis kanker ini hanya menduduki sekitar 10% dari semua jenis kanker.

Apakah kemoterapi dapat memperpanjang hidup penderita masih harus dibuktikan lebih lanjut, lagipula racun obat itu sangat keras, dapat berefek samping yg serius. Semakin tinggi usia, dan semakin lama waktu/masa merokok, maka toksisitas kemoterapi akan tampak lebih jelas.

5. Sebesar 90% dari penyakit kanker, terlepas diobatitidak, masa bertahan hidupnya sama.

Bagaimanapun maju dan mutahirnya perkembangan medis, kanker yg sebenarnya itu mustahil bs disembuhkan hanya mengandalkan tenaga manusia.
Adapun mengenai cerita2 yang menyentuh tentang “hidup kembali secara ajaib”, “kanker lenyap tak berbekas” / cerita semacam itu sebgn besar berhubungan dgn pseudo kanker atau kanker palsu/semu.

“Pseudo kanker” sama seperti jerawat, abaikan saja, karena secara alami akan hilang dengan sendirinya, namun, para dokter bersangkutan justru mempropagandakan sehebat-hebatnya melalui media cetak atau eletronik menghembuskan kata-kata bersifat promosi “kami telah berhasil menyembuhkan kanker "

6. Meskipun dokter telah memastikan bahwa Anda terserang kanker, namun, jika Anda tidak merasakan derita/siksaan dari penyakit itu, maka lebih baik menunggu sambil mengamati/memantau (penyakit) terkait. Tapi, jika memang Anda benar2 ingin mengobatinya, maka coba Anda periksa sebentar, dan pertimbangkan apakah diagnosis dokter itu benar.

7. Operasi berjalan sukses ≠ kanker berhasil disembuhkan. Sekalipun operasi itu berjalan lancar & sempurna, namun kanker padat yg sesungguhnya itu juga pasti akan kambuh.

8. Makin “canggih” dalam proses terapi itu, semakin harus Anda waspadai. Cukup banyak teknologi yang masih dalam tahap percobaan, tapi, begitu dimahkotai dengan kata “canggih”, penderita akan patuh saja ibarat kerbau dicocok hidungnya. Intinya, lebih baik Anda berhati-hati dengan terapi yang disertai kata “canggih” itu.

9. Metode pemeriksaan melalui pancaran sinar-X 360 ° secara keseluruhan, mengambil gambar secara cross-sectional (potong –lintang) bagian dalam tubuh (pasien). Dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu setara dengan 200 – 300 kalinya sinar X atau radiography normal! Dan dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu cukup memicu terjadinya kanker.

10. Memperkuat sistem kekebalan tubuh tidak bermanfaat utk pencegahan & pengobatan kanker,bahkan dapat dikatakan sama sekali tidak efektif. Mengapa? Karena tugas dari sel kekebalan tubuh itu adalah menyerang benda asing dari luar, sementara sel2 kanker itu terbentuk karena mutasi sel kanker dari tubuh itu sendiri, asal tahu saja, sistem kekebalan tubuh manusia itu tidak akan menganggap sel kanker sebagai musuh. Mengapa kanker dapat tumbuh hingga 1 cm diameternya, dan bisa diselidiki, karena sel-sel kekebalan NK tidak menempatkan sel kanker itu sebagai musuh, inilah bukti tak terbantahkan terkait mengapa sistem kekebalan tubuh tdk dapat membunuh sel kanker.

Apa yang sebaiknya kita lakukan ?

Lupakan kanker, tidak perlu operasi, jangan juga menjalani proses radioterapi atau terapi radiasi, apalagi kemoterapi, jangan pernah lakukan.

Saat badan mulai tidak nyaman, baru pikirkan cara meringankan rasa sakit itu. Dengan begitu, baru bisa dlm kondisi paling nyaman & rileks memperpanjang usia hidup. Jika dokter tidak menjelaskannya, maka sebaiknya jangan tanya lebih lanjut, karena tak seorang pun yg tahu Anda bisa hidup berapa lama?

Tidak peduli apakah itu penyakit kanker atau penyakit lain yang diderita, semua itu perlu ditangani oleh dokter terkait. Namun, pasien tidak perlu menyerahkan sepenuhnya kepada dokter terkait keputusan menentukan kebijakan pengobatan, dan dokter jg tdk berhak memberi petunjuk atau perintah dengan semaunya terhadap pasien.

Kita bisa belajar dari batu-batu yg terus bergulir. Asal tahu saja, batu yang terus bergulir itu tidak akan ditumbuhi lumut. Selama kita banyak menggerakkan anggota tubuh, selalu menguras otak (berpikir), maka tubuh kita tidak akan berkarat.

Selain itu, selama kita bisa membuat rasa(emosional) menjadi lebih berisi setiap hari, ada suka-duka, sedih-ceria, maka kelima organ/ indera kita (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba)itu niscaya tidak akan menjadi diam/lamban (pikiran atau tindakan/respon)

Jauhi hal-hal yang tidak menyenangkan, hargai dan syukuri nikmat dari kehidupan kita.

Banyak berjalan, darah akan berjalan mengalir ke segenap anggota tubuh, tidak akan tinggal/diam di bagian bawah anggota tubuh,dgn demikian, tekanan darah akan relatif stabil.

Tertawa lepas, bisa membantu menggerakkan otot ekspresi wajah & sekat rongga badan, sehingga pernapasan akan menjadi lebih dalam, sirkulasi darah juga akan lebih baik, sampai-sampai tubuh juga akan terasa hangat.

Perbanyak nikmati makanan lezat, selalu melakukan hal-hal yang kita sukai, dengan begitu bisa membuat suasana hati menjadi ceria, tak ada tekanan, membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak serotonin, dopamin, endorfin, meningkatkan keinginan dan suasana hati ceria,sehingga dgn demikian hidup akan menjadi lebih ceria.

Pengalaman memberitahu saya, bahwa selama bisa menjaga suasana hati tetap ceria, niscaya akan melupakan rasa tdk nyaman yg tidak berarti & kanker pun tidak akan meletup (melebar dan menjadi parah).

Dewasa ini, banyak yang meninggal karena kanker. Hari ini, nasib malang tampaknya menimpa orang lain, tapi besok bisa saja terjadi pada kita, siapa tahu? Setiap orang hanya bisa menjaga dirinya (kesehatan) masing-masing.

Berbagi dengan kerabat dan  teman-teman, mulai hari ini jagalah gaya hidup sehat, hadapi hari-hari itu dengan suasana ceria, inilah resep terbaik..

❤️ Note :
Artikel diatas dikirim oleh seorang teman,
Yang mengetahui perjalanan saya sebagai seorang survivor kanker Ovarium sejak tahun 1998. Perjuangan sampai memiliki 3 anak perempuan (yang besar kemungkinan mewarisi sel kanker)..
Pengobatan yang saya jalani sangat berbeda dg artikel diatas.
Sebagai seorang survivor, sekaligus memiliki ibu & nenek yang meninggal karena kanker, ditambah menikah dengan suami yang kedua orangtuanya meninggal karena kanker, maka penyakit ini menjadi "sahabat" keluarga kami.
Pesan saya kepada para pasien kanker yang sedang berjuang, tetap percaya dengan dokter. Jika ragu, cari second opinion, third opinion & seterusnya, sampai yakin saat melakukan tindakan medis.
Jangan pergi menghindar dari dokter karena alasan takut atau tidak menerima kenyataan.
Karena saya masih hidup, atas ijin Allah melalui kecepatan dokter menangani 19 tahun lalu.
Jangan ke "orang pinter" supaya sembuh (dokter itu pinter looooooh 😀 ).. karena kita lagi bekejaran dengan waktu penyebaran kanker tersebut. Jangan memusuhi dokter atau marah dengan mereka karena takdir yang terjadi di kita.

Bagian yang sama dengan artikel tersebut tentang hati, jiwa & pikiran. Jangan lupa,
Selalu tertawa & usahakan "pertahankan" kebahagiaan.. karena "dokter utama" adalah diri sendiri. Walaupun saya tahu menjadi bahagia di situasi sedang berjuang mengalahkan kanker sangatlah sulit. Baik bagi pasien maupun keluarga yang mendampingi.
Setiap yang berjiwa akan bertemu dengan ajal. Apakah karena kanker atau tidak, itu rahasia Sang Maha Hidup..
Biarkan itu menjadi keputusan akhir Allah.
Karena yang ingin dilihat-Nya, adalah keikhlasan menerima & menjalani semua scenario kehidupan.

📝 Naz.

Wednesday, October 25, 2017

Memahami data, sumber input data

Orang cerdas: memahami pola

Merebut, dg mengurung

Tidur larut malam

 Masuk

HomeNasionalRegionalMegapolitanInternasionalOlahragaKilas DaerahEkonomiBolaTekno SainsEntertainmentOtomotifLifestylePropertiTravelEdukasiKolomImages 

KOMPASIANAJUARA.NETOTOMANIAKOMPASKARIERGRAMEDIA    

HEALTH

MENU

Health Hot Topics

Orang Cerdas Senang Tidur Lebih Larut?

Kamis, 26 Januari 2017 | 21:19 WIB

      

KOMPAS.com- Seringkali terjaga hingga larut malam? Itu bisa jadi pertanda kecerdasan. Ilmuwan Inggris menemukan kaitan antara orang yang menikmati gaya hidup nokturnal dengan kecerdasan mereka.

Studi yang diberi judul Why Nights Owl are More Intelligent itu menemukan mereka yang terjaga hingga larut cenderung lebih cerdas dibandingkan yang pergi tidur lebih cepat. Mereka pun menemukan anak yang tidur lebih larut cenderung berkembang menjadi orang dewasa cerdas.

Hasil penelitian itu didasarkan pada konsep bahwa orang yang cerdas cenderung mengadopsi nilai-nilai evolusioner, seperti tidur lebih larut.

Nenek moyang kita secara tradisional pergi tidur dan bangun pagi. Mengubah pola tidur menunjukkan kita mampu mengadaptasinya menjadi kehidupan moderen.

Tetapi, itu bukan satu-satunya manfaat dari tidur larut. Studi lain membuktikan pula selain memiliki kecerdasan lebih tinggi, burung hantu pun cenderung lebih makmur.

Para ahli dari University of Madrid melakukan tes pada 1.000 orang remaja dan menemukan mereka yang memilih tidur lebih larut menunjukkan sejenis kecerdasan yang berhubungan dengan pekerjaan bergengsi dan pendapatan lebih tinggi.

Namun bukan berarti bangun pagi tidak ada manfaatnya. "Orang pagi" sering menunjukkan hasil ujian lebih baik. Mungkin karena pelajaran ditangkap pada waktu yang salah di kalangan "orang malam".

Penulis: Kontributor Health, Dhorothea

Editor: Lusia Kus Anna

Sumber: Daily Mail,





TERKAIT

[SPONSORED] Brand Lokal Indonesia Diminati Turis InternationalKurang Tidur 2 Jam Tingkatkan Risiko Kecelakaan BerkendaraTidur Siang Satu Jam Tingkatkan Memori OtakTidur Nyenyak dengan Metode "Clean Sleeping"Mengapa Kopi Bikin Kita Tahan Begadang?

Ada 3 komentar untuk artikel ini

Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Destii Nation Jumat, 27 Januari 2017 | 08:40 
its looklike good to know but so hard to rid hehe

 (0)  (0)  Tanggapi  Laporkan

Buto Ijo Kamis, 26 Januari 2017 | 21:41 
ngga temtu juga seh, anak gw sd klas 5 selalu rank 1 bobonya jam 9 bangun jam 5 tp ndak suka bobo siang, kakaknya smp rank 1 juga bobonya jam 1 malem tp suka bobo siang... jd lebih penting kualitas tidurnya

 (1)  (0)  Tanggapi  Laporkan

Lilo G'lo Kamis, 26 Januari 2017 | 21:29 
haha ..that's me!

 (0)  (0)  Tanggapi  Laporkan

TERKINI

Kenapa Pengidap Autisme Lebih Rentan Bunuh Diri?

KITA - 2 jam lalu

Dipercaya sebagai Hasil Tulisan Malaikat, Apa Isi Kitab Raziel?

OH BEGITU - 2 jam lalu

Percayakah Anda, Otak Ternyata Pelahap yang Egois?

KITA - 2 jam lalu

Keluar Tubuh Tanpa Mati, Apakah Manusia Sungguh Bisa Melakukannya?

OH BEGITU - 3 jam lalu

Tanpa Disadari, Dinosaurus Wariskan Sesuatu untuk Planet Ini

OH BEGITU - 3 jam lalu

Dengan Alat Ciptaan Siswa SMA Ini, Tuna Netra Bisa Mendengar Warna

FENOMENA - 3 jam lalu

Menalar Fenomena Tidur 13 Hari Echa, Apa Benar Sindrom Putri Tidur?

FENOMENA - 4 jam lalu

Penyakit Jantung Bawaan Bisa Terjadi Meski Orangtua Sudah Hidup Sehat

KITA - 4 jam lalu

Bahu Tinggi Sebelah? Hati-hati, Anda Sudah Terkena Skoliosis

KITA - 5 jam lalu

Sedang Menghadapi Masalah Rumit? Sains Anjurkan Musik yang "Bahagia"

KITA - 11 jam lalu

Tui, Burung yang Marah jika Saingannya Berkicau Lebih Baik

OH BEGITU - 14 jam lalu

Tanpa Tujuh Organ Tubuh Ini, Anda Tetap Bisa Hidup

KITA - 15 jam lalu

Menurut Studi Baru, Migrain adalah Cara Tubuh Melindungi Otak

KITA - 16 jam lalu

Bisakah SRI Menggantikan Cara Bertani Orang Indonesia?

OH BEGITU - 1 hari lalu

Kenapa Kita Bisa Percaya Supernatural? Ini Penjelasannya

KITA - 1 hari lalu

Load More

BACK TO TOP

News Ekonomi Bola Tekno EntertainmentOtomotif Health Female Properti TravelEdukasi Foto Video TV VIK ForumAbout Policy Contact Us Career Pedoman Media Siber    

©2017 PT. Kompas Cyber Media

x

Akses berita terlengkap 
dan kredibel melalui aplikasi 
KOMPAS.com

VIEW

 

Costumer gen

Seperti apa bentukan dunia masa depan dari generasi saat ini?
...
Generasi yang suka menabung?
...
Semestinya generasi masa depan dilahirkan saat ini.  Bagaimana mereka dimasa depan dibentuk saat ini....
Bagaimana dengan generaainkita  yang saat ini mendapat terusmenerus introduksi nilai nilai baru.  Sesuatu yang baru,  informasi baru,  kenikmatan baru,  rekayasa media dan lainnlain. 
...
Generasi alay sekarang akan menjadi costumer online skala besar  dimasa depan ketika mereka berhasil berusaha...
Setidaknya saat ini mereka akan bertarung untuk mendapatkan apa yang seharusnya mereka raih...
Akan menjadi seperti apa mereka di masa depan.
..
Generasi skr adalah strugkenstrugle muda... Yang sedang berjuang membuktikan dirinya...
Dan mereka seharunya menyadari itu... Atau mereka akan kehilangan momentum...
Ketika mengabaikan apa yang seharusnya mereka dapat...
Dan apa yang seharusnya mereka perjuangkan saat ini. 
...

Monday, October 23, 2017

Membesarkan kolam

Mengikuti pola pola yang sudah berhasil saja. 
... Membesarkan kolam. 
... Biarkan iklan bekerja. Ibarat mempekerjakan sales yang keliling.  Dengan gaji bulanan.  Dan sewaktu waktu bisa anda stop.  Sesuaikan budget... Kalao terbukti efektif why not?..
... Jangan lupa arahkan traffic ke tokopedia  (marketplace atau cantolan lain yang anda gunakan)  dan landing page anda.  Sehingga tercipta awarenness. 
....
Dah gitu aja.  Rasanya sudah cukup
..
Ada jurus lain dari itu... Ternyata create sales itu via fb aja sudah terbukti dan jelas.  Why not...

... 

... Pengalaman saya selama ini.  Anda tidak akan tahu apabila tidak mencoba... Mencoba banyak hal.  Belum tahu apa untungnya Marketplace.  Dan,  belum tahu cara menggunakannya seperti apa... Sebelum anda mencobanya.... Pake fitur fiturnya...dan alangkah baiknya segera gunakan yang berbayar supaya impacknya kelihatan... 

... 

Friday, October 20, 2017

Biarkan iklan cari kan anda kerjaan

Monday, October 16, 2017

Kunci kunci yang diamankan

1 ekosistem
Ssbagai pemaim tingkat lokal.  Ekosistem perlu dibuat. 

2 di online
Rawan sangat harga menjadi jatuh.
Perlu menjaga alur order online.  Membuat komunitas atau kolam besar.

3

Hilman fajrian

Tech in Asia Indonesia

Merancang Ulang Dunia Iklan Masa Depan

 Hilman Fajrian

4 months ago

Untuk bisa memenangkan perhatian, brand mesti dinamis, adaptif, autentik, dan terpersonalisasi.Internet of Things (IoT) dan augemented reality (AR) bisa dimanfaatkan di dunia periklanan.

Dunia iklan yang kita kenal akan mati. Alasannya: tak ada orang yang menyukai iklan. Tak ada seorang pun yang mau diingatkan kapan mereka berhasil dibujuk.

Bukan kabar baru bahwa periklanan bermodel megaphone atau broadcast akan segera mati. Iklan tertarget sudah lama ada dan makin canggih saja seperti yang disediakan Google dan Facebook. Internet memperkenalkan kita pada sebuah istilah baru yang merupakan dampak dari makin masifnya produksi dan distribusi informasi: ekonomi informasi (information economy). Tapi tulisan ini bukan soal iklan tertarget yang sudah kita kenal.

Bagi pengiklan, ekonomi informasi menjadi masalah baru. Bukan hanya bagaikan air bah dan terdistribusi ke berbagai medium, namun besarnya ukuran informasi itu membuat perhatian (attention) makin sulit dimenangkan. Tanpa mendapatkan perhatian, tak ada gunanya beriklan.

Kita bisa membayar orang lain (media iklan) untuk mendistribusikan informasi, bahkan ke tempat dan waktu paling strategis sekalipun. Tapi perhatian tidak bisa dibeli. Perhatian adalah sumber daya yang sangat terbatas dan terjadi dalam zero sum game: ketika satu mendapat perhatian, yang lain kalah. Karena satu perhatian hanya bisa dicurahkan di satu waktu. Ketika kamu membaca tulisan saya ini, saya berhasil mendapatkan perhatianmu. Tapi apakah sekarang kamu sedang memikirkan sebuah merek pasta gigi? Saya yakin tidak. Saya menang, pasta gigi kalah.

Perhatian adalah mata uang yang sangat mahal dan terbatas di dunia hiperealitas. Celakanya, ia tak bisa dipertukarkan dengan uang. Perhatian adalah hal yang sangat berharga. 


Mereka yang akrab dengan periklanan digital (digital advertising) pasti merasakannya. Tidak ada satu pun platform ad network di dunia ini yang memberi harga pada perhatian sebagai sebuah satuan komoditas. Di Google atau Facebook Ad, kita bisa membayar sejumlah uang agar iklan kita didistribusikan ke sejumlah orang dalam satu waktu. Tapi kita tak bisa membayar Google atau Facebook agar audiens mengeklik atau mengambil tindakan setelah melihat iklan tersebut. Padahal, tindakan (call to action atau CTA) itulah yang kita perlukan.

Audiens bisa saja melihat iklan (impressionbillboard kita di tepi jalan raya. Tapi memperhatikan tidak sama dengan melihat,  apalagi membuat mereka bertindak. Kita hanya bisa sebatas melihat keberhasilan iklan menarik perhatian melalui besarnya angka persentase konversi (berubahnya tindakan) atau biaya yang dikeluarkan per tindakan (cost per action atau CPA). Angkanya tidak pernah sama. Karena perhatian dan tindakan audiens tidak untuk dijual.

Langkanya perhatian

Jauh sebelum internet menguasai dunia, ekonom Herbert A Simon pada 1971 sudah punya ramalan.

Di dunia yang banjir informasi, besarnya jumlah informasi berarti kematian bagi yang lainnya: kelangkaan yang disebabkan oleh apapun yang diraup informasi. Yang diraup oleh informasi sangat jelas. Ia menyita perhatian dari penerimanya. Oleh karena itu, banjir informasi menyebabkan kelangkaan perhatian, dan kebutuhan untuk mengalokasikan perhatian secara efisien di antara informasi yang berlimpah.

Herbert Alexander Simon, Ekonom, 1971


Singkatnya: perhatian menjadi barang amat langka di dunia yang kian bising. Menambah satu iklan lagi akan hanya menambah kebisingan.

Bagi para pemilik brand, dunia saat ini makin bikin frustasi. Mereka tak hanya mesti berkompetisi dengan kompetitor agar mendapatkan perhatian. Karena saat ini semua orang adalah bintang. Semua individu memiliki brand masing-masing dan juga ingin mendapatkan perhatian. Brand harus berkompetisi dengan setiap individu ini.

Bayangkan, gambar seekor kucing lucu yang dibagikan oleh seorang pengguna media sosial yang entah siapa, bisa mendapatkan perhatian puluhan juta orang dalam waktu singkat. Bagi brand, harusnya perhatian yang masif ini milik mereka, atau setidaknya bisa mendapatkan perhatian serupa. Nyatanya tidak. Zero sum gamebrand kalah, si kucing menang.

Ada lagi yang makin celaka.

Di dunia hyper-trusted endorsement, orang makin mempercayai rekan sejawat (peer) dalam network (jejaring), bukan brandBroadcast awareness yang diupayakan brand menjadi terbatas dalam lingkup endorsement itu.

Dengan demikian, ketika setiap orang bersatu dalam platform di mana mereka bisa berbagi informasi, konsumenlah yang mengontrol brand, bukan sebaliknya. Brand makin kehilangan kontrol terhadap awareness, attention, dan action. Kontrol itu berpindah ke peer network yang berada dalam hubungan yang longgar.

Melanjutkan ramalan Simon, Thomas H Davenport pada 2001 dalam bukunya berjudul The Attention Economy: Understanding the New Currency of Business, menyebutkan transaksi perhatian (attention transaction) akan menggantikan transaksi keuangan (financial transaction) sebagai fokus dalam sistem ekonomi kita. Mengapa? Karena perhatian menggerakkan ekonomi, sedangkan perhatian tidak bisa dibeli.

Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa mentraksaksikan perhatian?

Kevin Kelly, ahli kultur digital mengatakan meningkatnya attention economy menyebabkan kekuatan sebuah produk makin terletak pada hal-hal yang tak tampak dan tak bisa diproduksi ulang. Produk dan cara memenangkan perhatian menjadi sangat personal, autentik, dan memiliki siklus hidup sangat singkat. Contohnya, ketika meme kucing Maru mendapatkan perhatian dari 289 juta orang, lalu seminggu kemudian kamu membuat iklan produk bertema kucing Maru, kamu sudah kehilangan momentum.

Dengan demikian, setiap brand mesti mampu menempa kekuatannya yang tak tampak (intangible) untuk mentransaksikan perhatian ini. Setidaknya ada delapan bentuk:

KesegeraanPersonalisasiInterpretasiAutentik

AksesibilitasWujudPatronaseMudah ditemukan

Masalahnya, di dunia yang makin personalized, tak ada metode one-fit-for-all untuk ini dan tak bisa direpetisi terus-menerus. Untuk bisa memenangkan perhatian, brand mesti dinamis, adaptif, autentik, dan terpersonalisasi. Iklan dengan model generik makin tak relevan.

Iklan masa depan hanya eksis untuk satu tujuan: memenangkan perhatian untuk mengubah tindakan. Menggunakan intrusi dengan pendekatan baru dan makin terhubung dengan konsumen secara autentik (more authentic engagement).

Berharap bahwa tindakan konsumen akan terjadi dengan segera setelah perhatian berhasil dimenangkan memang terdengar berlebihan. Tapi ini harus. Karena di era banjir informasi memenangkan perhatian saja sudah sulit, terlebih lagi merawatnya.

Iklan masa lalu berjuang membangun awareness atau kesadaran. Dengan kata lain, tak masalah melihat iklan kita hari ini tapi membelinya minggu depan, karena dalam rentang waktu seminggu itu konsumen akan kita asupi setiap hari dengan iklan yang sama.

Cara itu tidak berhasil karena setiap orang melakukannya. Otak konsumen akan terus dibombardir dan didistraksi dengan berbagai macam informasi yang membuat daya tahan awareness/ kesadaran itu menyusut dan hilang. Waktu rata-rata daya tahan sebuah perhatian hanya bertahan delapan detik. Bila dalam delapan detik itu konsumen tak mengambil tindakan atas perhatian, yang kita menangkan hanya perhatian yang singkat, tidak lebih.

Namun menambah volume iklan untuk memperbesar rasio awareness juga bukan lagi formula manjur. Pertama, selalu ada orang yang punya lebih banyak uang untuk membeli volume iklan lebih banyak daripada kita. Kedua, mungkin kita hanya menabur garam ke laut; menambah kebisingan di dunia user generated content. Ketiga, orang tidak suka iklan, titik.

Setiap penjual (sales person) tahu bahwa penjualan hanya terjadi pada moment of truth atau momen kritikal yang sangat menentukan sebuah keputusan pembelian. Ketika faktor kepercayaan, kebutuhan, keinginan, kemampuan, dan akses bersatu padu dalam satu waktu dan ruang.

Siapapun yang bisa mengeksploitasi faktor-faktor ini pada moment of truth dialah pemenangnya. Pada masa lalu, atau saat ini, momen tersebut sangat sulit ditemukan. Sehingga yang dilakukan brand umumnya adalah memperbesar volume iklan demi memperbesar peluang. Seperti ayam dan telur, kita akan terputar lagi pada dilema banjir informasi dan kebisingan.

Tapi kita tidak sedang bicara tentang masa sekarang, melainkan masa depan. Masa di mana uang tak lagi relevan dalam dunia periklanan. Kuncinya terletak pada kombinasi teknologi, data, dan kreativitas.

Kunci dalam dunia periklanan

Media sosial dan mesin pencari pada awalnya menjadi platform yang dulu hanya bisa diimpikan pengiklan sebagai sebuah ruang yang memungkinkan terjadinya brand advocacy dalam skala besar. Promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) seketika berubah menjadi world of mouth dalam ekosistem peer network.

Hyper-trusted endorsement bukan fantasi lagi. Sebuah informasi bisa viral dalam waktu sekejap di media sosial karena diinteraksikan secara masif, atau menempati peringkat tertinggi di mesin pencari karena klik dalam jumlah besar.

Ditambah lagi dengan kecanggihan machine learning platform-platform tersebut yang mampu menyaring informasi (filtering) agar tetap relevan dengan individu. Dikatakan Mark Zuckerberg, rekomendasi jejaring (trusted refferal) adalah holy grail (cawan suci atau kunci) dalam dunia periklanan.

Namun kita sekarang menyaksikan sendiri bahwa sistem rekomendasi ini punya masalah besar: masifnya hoaks, echo chamber, permusuhan, dan makin menjauhnya kita dari hal-hal yang penting.

Jujur saja, saya tak melihat ada yang penting dari keramaian #OmTeloletOm. Anak saya membeli sebuah spinner — barang yang minim manfaat untuk dia — karena viral di Youtube. Meme #MoneyCat tersebar puluhan juta kali. Semua ini untuk apa? Namun ikut serta di dalamnya seakan menjadi penting karena ia diputuskan secara kolektif oleh khalayak dalam dunia rekomendasi.

Apakah sistem rekomendasi yang kita kenal sekarang masih layak dipertahankan dan berkelanjutan? Apakah benar ini  yang kita butuhkan?


Dalam buku Hooked: How to Build Habit-Forming Products, Nir Eyal menyebut bahwa sebuah produk mampu mengubah atau menciptakan perilaku. Media sosial adalah teknologi yang memungkinkan terjadinya pembentukan perilaku yang berdampak langsung pada tindakan sehari-hari.

Buku ini secara praktikal menjelaskan tentang Hook Model: empat langkah mengoptimalkan engagement agar mampu mengubah perilaku orang lain. Buku ini disebut sebagai petunjuk bagi brand dalam memenangkan persaingan dan membentuk perilaku dalam dunia jejaring. Saya setuju. Hooked adalah buku untuk memenangkan hari ini. Namun Eyal tidak memberikan jawaban atas sesuatu yang justru ia kritik: sistem rekomendasi yang bermasalah pada sebuah dunia di mana informasi bisa dengan mudahnya direkayasa dan dibengkokkan.

Jadi, saya pikir bila ad network platform, brand, atau pengiklan ingin memenangkan masa depan, tak ada cara selain menciptakan masa depan baru. Ini bukan soal metode. Tapi sesuatu yang benar-benar baru. Sesuatu yang segar.

 

IoT dan AR jadi solusi

Dari tulisan di atas kita bisa menyimpulkan ada masalah besar dalam dunia periklanan saat ini: kelangkaan perhatian dan sistem rekomendasi. Untuk menjawabnya, kita bisa menaruh harapan masa depan pada Internet of Thing (IoT) dan augemented reality (AR). Keduanya memungkinkan perhatian dijual sebagai komoditas, mengisolasi, mengeksploitasi moment of truth, dan memperkuat corong penjualan (sales funnel) hingga ke tahap akhir lewat satu platform.

Bayangkanlah sebuah dunia seperti ini:

Pada suatu pagi saya mempersiapkan segelas kopi di mesin pembuat kopi. Tiba-tiba sebuah suara keluar dari smart speaker yang berada di dapur.

“Selamat pagi, Hilman. Bagaimana keadaanmu? Kopimu sudah hampir habis. Apakah kamu hendak memesannya sekarang agar besok tidak kehabisan kopi?” sambut Google Now.

Google tahu kopi di dalam mesin hampir habis karena ia adalah mesin kopi pintar yang terintegrasi dengan Google Now sebagai asisten personal di smart home saya.

“Ya, pesan saja. Seperti biasa, merek A ukuran 1 kg,” saya menjawab.

“Tapi Hilman, kopi merk B sedang promo. Harganya lebih murah. Maukah kamu mencobanya? Bila mau, saya akan pesankan sekarang ke toko dan akan diantar nanti sore ketika kamu sudah berada di rumah,” lanjut Google Now.

“Oke, mari kita coba. Tolong pesan sekarang,” tegas saya.

Google Now akan segera memesan kopi yang dimaksud di situs e-commerce toko langganan saya dan melakukan pembayaran dengan kartu kredit yang sudah saya daftarkan.

Penawaran kopi merk baru tadi sebenarnya adalah iklan pada Google Ad Network. Bayangkan, sebuah mesin yang bisa memberi endorsement pada momen of truth dan mengeksekusi check-out.

Ini bukan mimpi. Samsung sudah merilis Family Hub 2.0 dan LG memproduksi Smart Instaview. Keduanya adalah lemari es pintar yang bisa mengetahui stok isi kulkas dan melakukan pemesanan makanan langsung ke Amazon dengan perintah suara. IoT telah menemukan momentumnya dan hanya persoalan waktu di mana setiap perangkat akan makin cerdas, terintegrasi, dan bisa melakukan banyak hal.

Komunikasi antar mesin (machine to machine communication) akan makin masif dan diimplementasikan ke banyak perangkat. Mulai dari perangkat rumah tangga, wearable, hingga kendaraan. Machine learning dan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) akan terus berkembang dan makin memahami perilaku manusia, serta siap membantu kita mengerjakan banyak hal. Pada saat itulah dunia periklanan akan berubah secara revolusioner. Bahkan, bisa jadi kita tak akan lagi melihat iklan karena ia disusupkan ke dalam cara-cara yang sangat persuasif dan tersembunyi.

Embrionya sudah tersedia saat ini ketika Google dengan Android-nya (mungkin) lebih memahami kita dibanding diri kita sendiri. Aktivitas, ketertarikan, pola perilaku, jejaring, hingga demografi kita setiap saat terekam. Data-data tersebut mereka olah dengan AI yang semakin cerdas dan dikapitalisasi dengan cara dijual kepada pengiklan yang hendak “mengetuk pintu” orang yang tepat di waktu yang tepat pula.

Data sedemikian besar itu didapatkan hanya dengan mengeksploitasi dua perangkat: smartphone dan komputer. Bagaimana bila perangkat itu menjadi lebih banyak lagi: televisi, lemari es, mobil, jam tangan, lampu, kamera rumah, kacamata, bak mandi?

Di masa itulah perhatian sudah bisa dijual sebagai komoditas. Satu orang, satu perhatian, satu tempat, satu waktu.

Membengkokkan kenyataan

Bukannya tanpa alasan Google menciptakan Google Glass (yang belum berhasil) dan Facebook melebarkan sayap ke augemented reality (AR). Karena AR adalah salah satu masa depan yang akan mengubah perilaku manusia dalam mengasup informasi. Mark Zuckerberg bahkan dengan berani mengatakan kacamata AR akan menggantikan smartphone. AR secara tegas sudah menjadi skenario Facebook di masa depan.

Seperti apa skenario masa depan yang diciptakan AR ini?

Saat ini kita tengah dibiasakan dengan AR. Mulai dari Pokemon Go, Snapchat, hingga Insta Story. Camera Effect pada Facebook dan Whatsapp Story meski diakui oleh Zuckerberg sebagai teknologi primitif, namun merupakan langkah awal mengadopsikan dan mengadaptasikan realitas yang diperkaya (augemented). Dalam Facebook F8 Confrence April lalu, Zuckerberg menunjukkan kacamata sebagai perangkat utama AR dan bersiap menuju revolusi: sebuah dunia tanpa layar.

Sejauh mata memandang melalui kacamata itu, yang kita lihat adalah realitas yang diperkaya atau dibengkokkan. Iklan, contohnya, tak perlu lagi dipasang di billboard jalan raya. Karena bisa tampak kapan pun melalui kacamata di waktu dan saat yang tepat, serta sangat personalized dalam berbagai bentuk yang disesuaikan karakter kita. Bukan hanya menampilkan iklan yang merebut perhatian, tapi juga pelayanan sampai tingkat akhir dalam bentuk purchase (pembayaran).

Misal di waktu jelang makan malam kamu, tiba-tiba di kacamata muncul hologram ayam goreng yang sebenarnya merupakan iklan KFC. Kamu tertarik dan menghubungi KFC langsung dengan kacamata pintar itu.

Hologram pramuniaga KFC (yang sebenarnya adalah sebuah robot) tampil pada kacamata seolah-olah berada di hadapan kamu. Pesanan tinggal disebutkan secara verbal, pembayaran dilakukan dengan kartu kredit yang sudah didaftarkan. Selesai, makanan tinggal menunggu diantar. Dengan teknologi seperti ini semua corong penjualan diperkuat tanpa mesti berpindah platform.

Ketika kamu dan istri sedang berjalan di mal, tiba-tiba melalui kacamata itu kamu melihat pakaian istri berubah menjadi hologram baju dan karenanya ia terlihat sangat modis. Hologram baju tersebut ternyata iklan sebuah butik yang jaraknya hanya 20 meter dari tempat kamu berdiri.

Ini adalah dunia yang akan terjadi tak lama lagi, dan akan jauh lebih menakjubkan dari yang bisa kita bayangkan. Namun beberapa masalah yang mesti dipecahkan dalam implementasinya adalah melambungnya harga iklan yang sulit terjangkau bisnis skala kecil dan privacy pengguna.

Nasib iklan di masa mendatang

Prinsip Pareto makin menemukan momentumnya di era sekarang. Konsumen makin sulit didikte dan dikendalikan, brand besar berguguran digantikan nama-nama yang asing. Namun dengan makin terbukanya peluang di era informasi, setiap orang juga makin terbuka pada pemberdayaan diri dan nilai-nilai sosialnya.

Produk masa depan tak sebatas lagi sesuatu yang bisa dikonsumsi. Tapi juga memungkinkan terjadinya penciptaan nilai (value creation) di sisi pengguna, dan menciptakan efek jaringan (network effect). Itu sebabnya sekarang kita sering melihat iklan yang memberdayakan manusia dan makin kontekstual.

Saya yakin banyaknya merchant yang bergabung di Tokopedia, misalnya, bukan karena ajakan Isyana Sarasvati (yang belakangan justru bilang bahwa dia tak pernah belanja online). Namun karena kisah-kisah sukses para penjual Tokopedia yang divideokan atau yang dikisahkan dalam peer network.

BACA JUGA

Ini tip membuat iklan populer di YouTube menurut Google

Setiap orang ingin dibantu, ditemani, dan diberdayakan, bukan diperalat untuk membeli. Setiap orang butuh teman bercakap, bukan orator. Prinsip ini berlaku tak peduli medium atau teknologi yang dipergunakan untuk mengantarkan pesan dan berinteraksi.

Slogan akan makin tak relevan. Data, teknologi, dan kreativitas juga tidak cukup. Orang-orang ingin melihat brand mengusung sebuah visi, misi, nilai, dan perilaku yang tidak self-centricBrand mesti bisa teman untuk bersama-sama memecahkan masalah-masalah besar di masyarakat.

Brand masa depan adalah mereka yang mampu berjanji dan membuktikan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Community Post Tech in Asia Indonesia merupakan wadah bagi para profesional yang senang membuat konten, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar ekosistem startup, teknologi, dan profesional. Isi di dalam artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Simak Community Manual berikut ini jika kamu ingin mengirimkan artikel ke TIA ID. Sampaikan saran, kritik, dan pertanyaan seputar Community Post ke septa@techinasia.com.

(Artikel ini juga dipublikasikan di akun LinkedIn penulis. Isi di dalamnya telah disesuaikan dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Septa Mellina; Sumber gambar: Defi-Group)

Categories: Digital MarketingProfesional

Tags: AdsBranddigital marketingiklanNative Advertisingperiklanan

Leave a Comment

Tech in Asia Indonesia

Powered by WordPress

Back to top

Antisipasi kondisi, sparepart adalah masa depan

Persiapan untuk penjualan sparepart. 
...
Bisa pake metoda ada didi alkat. 
...
Bikin kolammnya terlebih dahulu..
... Undang orang orang yang tertarget berada dalam satu kolam.... Tawarkan produk dan  sparepart nya...barang yang di stok memang benar benar ada peminatnya...
...

Modifikasi mesin rumput

Modifikasi mesin rumput

Sunday, October 15, 2017

Usaha bukan teh celup

Berusaha itu bukan teh celup.  Satu dua tahun tidak menuai hasil,  jangam  cari usaha yang lain lagi.  Berapa modal yang sudah anda keluarkan.  Dan berapa modal yanh harus anda keluarkan lagi kalao memulai harga baru. 
...
Coba cari pasar baru. Produk sama,  namun pasarnya lebih luas.  Dari asalnya rumahan,  disekitar tempat atau lokasi.  Pemasaran dibikin lebih luas,  bisa via online.  Bisa antar lewat gojek dll. 
...
Temukan keunikan, dan kembangkan.
Orang menginginkan keunikan merupakan,  dengan keunikan anda dicari.
...

The devil is in the detail

The devil is in the detail
..

Saturday, October 14, 2017

Soft asset, real asset

Mungkin,  n suatu saat ada yang jual.  Facebook page, karena sekali posting ada potensi untuk mendapatkan audience yang real dan luas. Apakah audience nya memang tertarget?  Bisa real mendatangkan order? 
...
Apalagi bisa tanpa iklan wow banget dah. 
...
Bagaimana mendapatkan audience tertarget.?

Di like sendiri bukan di add. 
...
Hasil dari postingan  yang viral bukan dari iklan.
...