Wednesday, May 31, 2017

Insight bulan ini

Facebook masuk di google search

Tuesday, May 30, 2017

Beriklan ya saat ada uang bro

Sunday, May 28, 2017

Sumber traffic

** Sejuta Transaksi Penjualan Dalam Sebulan **
Tahukah kenapa marketplace seperti digambar menghasilkan sejuta transaksi penjualan ? Anda bisa lihat grafik pada gambar.

Kedua marketplace sumber trafiknya terbesar dari brand dan mesin pencari. Sumber trafik mesin pencari 10 x lipat lebih besar dari sosial media. Artinya mereka melakukan optimasi SEO untuk Retargeting di Sosial media ( FB Ads ).

Mereka tidak memikirkan targeting MELULU. Karena retargeting  kolaborasi SEO dan FB ADS lebih terbukti.

Sebagai ukm dan pebisnis online yang masih kecil seperti kita, kita bisa belajar untuk mencontek polanya.

Anda Faham ?

Kalau faham dan bermanfaat bisa bantu share ya....
Jika Anda ingin belajar strategi marketing online seperti mereka bisa belajar bareng dengan saya di LBMASTERY.COM.

Wednesday, May 24, 2017

Darimana saja sumber traffic itu?

Selain google search?

Bisa dari medsos

Traffic adalah sumber penjualan.  Bagaimana bisa jualan kalal toko anda tidak dikunjungi.  Tidak di temukan. 

Untuk produk laris manis macam power bank.  Traffic datang darimana saja?  Apa saja yang mempengaruhi?
Apakah jualan toko besar lebih banyak seperti lazada?
Atau,  lebih unggul Marketplace?
.. Saya menebak unggul Marketplace.
..
Marketplace memberi ruang untuk branding toko.  Nama kita bisa muncul di gp1.  Kalao lazada tidak. 
.. Jadi secara seo,  marketplce sangat membantu. 
..

Google search bukan satu satunya sumber traffic

Google search memang bukan satu satunya sumber traffic. 
Pada produk power bank.  Ada pola yg agak keluar jalur. 
Darimana penjualan yang sangat banyak ini bisa terjadi tanpa traffic dari gp1?
..
Karena dari riset riset sebelum nya pengaruh gp1 sangat dominan terhadap penjualan.
..

This is why i love tokopedia

Setelah google search marketplace menjadi salah satu pendulang traffic dan brand awareness. 
..

Pola pola yang masih berhasil

More visible,  more selling
...
Semakin anda terlihat,  semakin besar kemungkinan terjadi penjualan. 
... Thats mean iklan menjadi penting meng create selling
...
Traffic mean selling
Google search merupakan sumber traffic organik.
Sehingga,  dari hasil survey kuantitatif dengan melihat pasar marketplace.  Penjual yang diindex google besar kemungkinan penjualannya lebih laris.
...
Pemain pemain baru muncul dengan pola,  bermain di pasar niche dan fokus.
Menciptakan kolamnya sendiri. 
Melakukan edukasi ke kolamnya.  Telling story to the pond
Memperbesar kolam.  Akuisisi pengguna. .
Pemain niche dan fokus,  akan mendapat profit lebih besar persatuan barang.  Tidak terjadi perang harga. Slim n flexible. 

...

Monday, May 22, 2017

Ketika di tempa

Ketika,  waktu terasa begitu sedikit. Tuntutan memenuhi kepalamu.  Ada yang harus kamu kalahkan,  yaitu kemanjaanmu,  kemalasanmu.
Berarti saat itu kamu sedang ditempa.
...
Mengurangi sangat waktu tidurmu,  mengurangi kesenangan mu. 
Berarti saat itu kamu sedang di tempa. 

..
Ditempa kenyataan hidup yang akan membawamu menjadi sesuatu atau bukan siapa siapa.
...
Ketika kau batasi mimpimu hanya mengejar apa yang ada di jangkauanmu.  Maka kau akan mendapat tak lebih dari itu.

...
Ketika kau mulai mengerjakan sesuatu yang baru
..
Sangat mungkin kau akan menjadi sesuatu yang baru. Baru dalam imajinasimu. 
... Ketika kau melangkah, 

AFi

CARA AGAR HIDUPMU DAMAI DI NEGERI INI
Teruntuk adik-adikku di SMP dan SMA, jangan pernah bersuara. Jangan pernah percaya diri untuk tampil berbeda. Jangan bersikap kritis. Jangan berpendapat. Jangan suarakan keresahan kalian. Jangan berpikir macam-macam, apalagi sampai berani mempertanyakan sebuah keadaan yang telah lama tertata.
Kalian tahu, para orang dewasa itu kadang-kadang membingungkan. Mereka ingin negara mereka maju, tapi suara yang menyeru kemajuan ramai-ramai dibungkam hanya karena mereka tidak ingin ego mereka sebagai pihak-lebih-tua-yang-selalu-benar akan terusik.  Hanya karena mereka tidak mau posisi mereka sebagai orang yang lebih superior tercabik.
Mereka tidak mau dibangunkan dari tidur panjang, tak seorangpun ingin kehilangan kenyamanan.
.
Wahai adik-adikku yang akan memimpin para orang dewasa itu di negeri ini beberapa tahun lagi,
Sekolah ya sekolah saja. Datang, duduk, kerjakan tugas, ujian, pulang. Jangan berani mengkritik sistem pendidikan, guru, atau peristiwa di sekitarmu. Kau hanyalah bocah yang tak tahu apa-apa, lalu apa hakmu untuk bersuara?
Simpanlah rasa keprihatinanmu untuk diri sendiri, jangan sampai mereka melumatmu bertubi-tubi. Kalau bisa jadilah anak yang datar, yang biasa-biasa saja. Tak banyak menarik perhatian, kujamin kau aman. Jadilah seperti umumnya anak-anak lain yang memenuhi hapenya dengan foto selfie, menghabiskan waktu nongkrong di kafe, eksis di mana-mana. Jangan sampai kalah penampilan sama teman-temanmu itu. Bersenang-senanglah juga selagi muda, haha hihi chatting sama pacar,  lalu piknik kalau lagi jenuh. Hobi menulis atau membaca itu terlalu sederhana, tidak memberi kebanggaan kalau dipamerkan ke teman. Dan curang atau nyontek saja kalau kesulitan mengerjakan soal ujian, kemudian saat lulus corat-coret baju dan konvoi di jalan raya.
Pada akhirnya, saat kau punya rasa penasaran yang tidak terpuaskan, kau akan merasa wajar ketika mencari obatnya dari lingkungan yang menggiringmu pada seks, narkoba, dan kenakalan khas remaja. Bukankah juga banyak temanmu yang seperti itu?
Jadi adik-adikku,
Jangan mikir yang berat-berat, apalagi belajar untuk jadi bijaksana dan berpemikiran terbuka sejak usia muda. Karena alih-alih diapresiasi, kau mungkin akan dilumat bertubi-tubi.
Tidak usah.
.
Adik-adikku para harapan bangsa,
Belakangan ini seorang anak telah membuktikannya. Entah berapa ribu kali pesan penghakiman telah dilontarkan orang. Entah berapa ribu kali ia dikatakan tidak pernah ngaji atau tidak berpihak pada agama yang ia anut dengan keputusannya sediri.
Ia memaparkan pandangan universal yang dipahami oleh semua agama, sedangkan beberapa orang memberi tanggapan dan tandingan hanya dengan menggunakan perspektif yang berasal dari keyakinannya sendiri. Dimana nyambungnya?
.
Justru itulah yang coba anak itu sampaikan, mengapa beberapa orang memaksakan kebenaran agamanya dan menutup mata bahwa orang lain pun juga meyakini hal yang sama terhadap agamanya.
Apakah kau menyadari bahwa tiap pemeluk di tiap agama itu sama taatnya, sama tulusnya, dan sama yakinnya denganmu?
Apakah kau sadar bahwa masing-masing juga punya kitab yang menurut versi mereka adalah sebuah kebenaran yang tak terbantahkan?
Apakah kau sadar bahwa mereka juga bisa membela imannya dengan kegigihan yang sama?
Apa yang coba ia sampaikan hanyalah untuk menjaga kerukunan, hanyalah untuk menghormati klaim kebenaran versi sendiri-sendiri. Tuhan menciptakan kita dengan pikiran yang berbeda, tidak diseragamkan sesuai kehendak orang yang (cuma) merasa jadi wakil-Nya.
.
Ia hanya menyampaikan bahwa bersikap takwa dan setia pada agama tidak harus dengan mendiskreditkan keyakinan yang berbeda.
Betapa susahnya memahami hal sesederhana itu saja, sampai-sampai bullyan tak hentinya datang.
.
Adik-adikku sayang,
Ingatlah yang kakak sampaikan.
Jangan terlalu tinggi harapan! Kau lihat sendiri, di negeri ini,
Korupsi, rusak moral, dan sepi nalar tidak apa-apa, asalkan kau tidak berkata terlampau jujur terhadap realita.
© Afi Nihaya Faradisa

Ketika semua sudah terlelap, pemikiran terbuka

Di tengah tengah kekalutan ada keheningan.  Setidaknya keheningan itu ada setelah lewat jam 12 malam. 
..
Mengalami sekitar sepuluh tahun  berkejar kejaran di bidang produksi. Yang tidak pernah berhenti.  Akhirnya paham mengejar orderan beresiko di kejar orderan.  Dan,  dalam kondisi di kejar orderan rasanya tidak mengenakkan ketika anda tidak memiliki kesiapan. 
...
Rasanya lebih  baik anda menyiapkan produk yang baik lalu gencar memasarkannya.  Memang keluar cost dalam pemasarannya.  Namun,  itulah dapat terjadi pembelian yang sifatnya spontan dari pembeli ketika ia "memencet tombol buy".
...

Ada yang mengajakmu berlari, ada yg mengajarmu pelan pelan

Setelah,  mengalami proses,
Menggeluti bidang produksi selama bertahun tahun
Dikejar orderan atau mengejar orderan
Rasanya sama saja
...
Ada yang mengajakmu berlari,  namun ada yang bekerja pelan pelan. 
..
Melakukan branding atau brand builder ibarat kerja seekor zemut.  Pelan namun pasti.  Ia bskerja diam diam.  Namun,  its work dalam jangka panjang.  Sekaligus menjaga nafas perusahaan dalam jangka panjang. 
.....

Sunday, May 21, 2017

Traffic.. Traffic... Be a winner

Siapa yang akan menjadi pemenang adalah yang memguasai alur traffic. Traffic menjadi mind share.  Mindshare menjadi TOM. 
..
Traffic adalah awal mula menjadi brand awareness.  Tentunya akumulasi dengan metoda branding lainnya. 
..
Tanpa brand awareness maka selling mungkin agak sulit terjadi. 
..

Saturday, May 20, 2017

Kemana arahmu?

Konsistensi
...
Hasil ada pada kulminasi,  titik tertentu yang menyatukan,  momen,  konteks,  brand awareness,  dan kesiapan kita. 
... Mencapai

Friday, May 19, 2017

Assoka Laboratory, creating story

Assoka Laboratory
Not just creating product,  we creating story

Jangan pernah menurunkan harga

Jangan pernah menurunkan harga ketika produk anda sudah memiliki posisi tawar
...
Branding
...
Gunakan kelebihan keuntungan dari harga jual,  untuk create awareness dari brand. 
... Fb ads misalnya. 
Ciptakan cerita,  create channel,  making audience. .
...

Ketika lazada jadi kurir (2)

Ketika lazada jadi kurir dan anda membayar biaya kurir kepada.. Ya di lazada. 
Ketika ojek,  juga kurir.
..
Maka kurir,  seharusnya menjadi lebih dari kurir biasanya. 
..
Jemput barang di pengirim menjadi salah satu contoh layanan yang bikin... Saya diakuisis sebagai pelanggan kurir lain oleh jnt.  Dan,  bagi saya metoda itu sangat berhasi membuat orang beralih menggunakan jnt. 
..
Membangun ekosistem
...
Boleh dikata,  ketika lazada membangun sistem online,  dengan dan tanpa gudang.  Misalnya alibaba merupakan pemain tanpa gudang.  Lazada menggunakann gudang di awal agar terjadi penjualan,  dan create awareness.  Karena pemain tanpa gudanh sudah di kuasai Marketplace macam tokopedia dan bukalapak.  Sehingga menjadi pemain dengan gudang oleh lazada di anggap penting. 
Dan,  dengan sistem yang mapan,  demand yang cukupntinggi lazada mengirimkan dan membawa ssndiri barangnya ke konsumen. 

Ketika pembeli sudah nyaman,  dan menjadinkostumer base,  lazada Membesarkan kolamnya. 
..
Di bidang mesin mesin. Produk chuna sudah ada didepan pintu.  Produk yang khas masih menjadi keunikan tiap daerah sehingga memerlukan mesin yang unik pula.  Padi bali,  memerlukan mesin yang berbeda. 
...
Sehingga padi bali,  dan keunikan daerah harus disupport supaya tetap ajeg. 
...
Making a hub.
Making a link
...

...
Sukses melakukan peniruan
..

Ketika lazada jadi kurir

#CatatanPagiHK

Lazada melalui Alibaba memilki kalo hak salah 35% saham di Singpost. Dan apa yang akan terjadi di South East Asia dimana raksasa-raksasa ini menguasai demand generation dan demand fulfilment services?

Yuks kita bicara Indonesia.....
Apa yang akan terjadi dalam waktu 2 - 3 tahun yang akan datang dg berita ini ?

Lazada saat ini bahkan sudah menjadi pemain 3PL besar di Indonesia, memiliki lebih dr 60.000 sqm gudang dan layanan sendiri jasa pengiriman dg kapasitas sehari bisa menangani mungkin sekitar lebih dr 20.000 parsel per hari ke seluruh Indonesia.

Coba cari info beberapa hari lalu :
UPS Logistics meninggal tapi Amazon sudah menjadi pemain 3PL terbesar ke tiga di US dg pengelolaan gudang yg super luas.

Dulu mana pernah para logistician Indonesia berfikir bahwa kompetitornya mereka adalah para pemain penjual online atau gak pernah kepikiran bahwa pesaing bisnis kurir mereka adalah para tukang ojek.....

Dunia sudah berubah dan akan terus berubah.....

Kemarin saya sharing ttg Mind Provocing within abt 60 Logisticians Indonesia bersama Asosiasi Logistik Indonesia.

Bagaimana? Siap beradaptasi ?

Jum'ah Barokah......

More visible online n trusted


Bagaimana menjadi lebih visible dan di percaya di online.  
How to be more trusted.  
Masih ada keraguan pelanggan dalam berbelanja di assokawijaya.com disebabkan karena


..
Bagaimana menjadi website yang terpercaya
Memiliki website  . Id apakah menjadi solusi.  Apakah konsumen bisa bedakan?belum tentu.  




Inovasi darpa

MENGAPA INOVASI GAGAL

Bila McDonald menemukan bahwa roti prata yang diolah dengan kismis, cabe dan es krim ternyata jauh lebih lezat dibanding Big Mac, apakah mereka akan menjualnya?

Mari kita meninjau DARPA. Defense Advanced Research Projects Agency yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS adalah salah satu institusi paling inovatif di muka bumi. Mereka yang memperkenalkan kita pada internet, GPS, drone, Siri, cloud computing, peluru kendali, hingga pesawat siluman. Hampir semua yang kita kenal dalam revolusi teknologi digital berasal dari DARPA. Pekerjaan ribuan orang di sana hanya satu: berinovasi mengubah dunia.

Kita (atau seseorang di Cina) mungkin bisa meniru dan memodifikasi apa yang sudah diciptakan DARPA. Tapi untuk menjadikan perusahaan kita sebagai institusi yang tak pernah berhenti berinovasi seperti DARPA, kita mesti mereplikasi proses yang ada di dalamnya.

Mungkinkah proses inovasi DARPA direplikasi dengan mudah?
Tidak sama sekali.

Steve Andriole, profesor bidang business technology di Villanova Univeristy menceritakan pengalaman hidupnya beberapa tahun di DARPA dan mengungkapkan mengapa perusahaan gagal berinovasi, apalagi meniru DARPA. Mari kita kesampingkan dulu faktor pembiayaan dimana DARPA merupakan institusi pemerintah yang didanai oleh pembayar pajak sehingga tidak kenal laba-rugi. Andriole menegaskan bahwa inovasi lebih sebagai kultur ketimbang produk atau kegiatan. Dari sini sudah mulai tampak keganjilan: tujuan utama bisnis adalah menciptakan keuntungan dari distribusi produk, sehingga fokus utama perusahaan adalah produksi dan distribusi. Perusahaan-perusahaan yang berhasil menjawab keganjilan ini antara lain Apple, Google, Amazon, dan Samsung.

Mengapa perusahaan gagal berinovasi?
Karena makin kaya anda, makin pula anda takut mengambil risiko. Anda takut gagal dan jadi miskin. Bila anda miskin dan kelaparan, pilihan anda makin sedikit dan siap untuk gagal mencoba ketimbang mati. Itu sebabnya banyak kisah sukses seseorang yang pernah mengalami keterpurukan hebat dalam hidupnya -- karena ia tak punya pilihan selain mencoba dan gagal tampaknya tidak terlalu buruk. Steve Jobs punya nasihat fenomenal: stay hungry, stay foolish.

Di perusahaan besar dimana para pemegang saham dan eksekutif sudah kaya raya, tim inovator yang dulu membuat mereka tajir telah lenyap. Perusahaan berjalan secara auto pilot. Yang mereka lakukan sehari-hari hanya merepetisi yang itu-itu saja. Ada semacam keyakinan bahwa tugas utama orang-orang dalam perusahaan besar adalah melanjutkan kebesaran itu sendiri. Kenyamanan seperti ini membuat perusahaan besar lebih sering mengekor dibanding mencipta. Mereka baru panik ketika penerimaan dan laba berguguran. RIM, Kodak, Olympus, Nokia, Sunoco, JC Penny, McDonalds adalah beberapa contohnya.

Setiap perusahaan sukses tidak sama. Tapi setiap perusahaan gagal punya kesamaan: mereka hanya sibuk dengan yang hari ini dan tak mau repot menciptakan masa depan.

"Perusahaan kita terlalu besar untuk ide-ide kecil."
"Kita tak boleh menoleransi kesalahan."
"Perusahaan kita baik-baik saja."
"Atasan dan rekan kerja saya selalu sinis pada inisiatif baru."
"Terakhir kali seseorang punya usul, dia dihabisi."

Kesamaan lain: mereka biasanya delusional dan beranggapan masa depan itu statis.

MOVITASI
Perusahaan besar rata-rata memiliki departemen research & development (R&D). Tugasnya jelas: menciptakan dan mengembangkan. Tapi perlakuan menganaktirikan selalu tampak jelas lewat minimnya pendanaan, penyediaan sumberdaya, bahkan menaruh mereka di gudang yang tak terpakai. Seakan-akan kehadiran R&D hanya mandatory agar perusahaan tampak gagah. Para inovator dan peneliti kehilangan motivasi. Selain dianggap tidak penting dan hasil kerja mereka kerap diabaikan, juga karena mereka tak bisa sukses dari apa yang mereka kerjakan.

Di DARPA, para peneliti selalu bisa memonetisasi kesuksesan mereka lewat penyelenggaraan proyek baru yang didanai pihak luar dengan dana gemuk, mendapatkan posisi tinggi dalam industri, atau jabatan di pemerintahan yang membuat mereka mendapat wewenang dan anggaran lebih besar. Yang seperti ini tidak terjadi dalam ekosistem R&D perusahaan medioker. Bahkan para inovator dan teknokrat muda bercelana pendek, berbaju kaos, bersendal jepit yang berkumpul dalam pertemuan startup bisa jauh lebih kaya dibanding para inovator dalam perusahaan besar bergelar PhD.

Siapa penemu alat medis mutakhir yang anda ingat? Siapa penemu transmisi triptonic pada mobil? Siapa yang menemukan wajan happycall?
Anda tidak tahu atau tidak ingat. Begitu juga saya dan mayoritas orang.

Tapi, siapa inovator transportasi dunia dan Indonesia? Travis Kalanick dan Nadiem Makarim.
Siapa inovator dalam bisnis retail dunia? Jeff Bezos.
Siapa inovator di dunia media? Mark Zuckerberg.
Siapa inovator di bisnis grosir? Jack Ma.

Nyaris tidak ada ruang bagi inovator dalam perusahaan untuk mencapai puncak reputasi atau popularitas. Bila pun ada akan sangat terbatas. Di DARPA, semua orang mengejar popularitas dalam keberhasilan inovasi atau technological fame. Orang-orang yang saya sebut di atas adalah mereka yang meraih popularitas kelas dunia dan mencapai kesuksesan level ultimate sebagai inovator. Bila Nadiem masih tetap bekerja di McKinsey atau Jeff Bezos masih bertahan di Banker Trust, mereka mungkin akan senasib dengan para inovator perusahaan --- tak punya reputasi apapun di level dunia.

KULTUR
Direksi dan manajer biasanya terus menekankan pada rapat: ayo kita terus berinovasi demi kelangsungan hidup perusahaan kita.
Ini kesalahan fatal. Mereka menganggap inovasi sebagai kegiatan. Padahal inovasi adalah sebuah kultur dan sebuah sikap yang didukung oleh serangkaian proses yang longgar dan proyeksi hasil yang tak pasti. Logika ini susah diterima perusahaan. Karena kultur perusahaan didesain untuk direpetisi, konsisten, bisa diprediksi, dan menguntungkan. Mereka juga didesain untuk memiliki skalabilitas, namun dalam batas tertentu. Hanya orang-orang jenius yang bisa menjawab tantangan ini: mereka yang berada di Google, Apple, Facebook atau Samsung. Jenius saja tidak cukup, tapi juga berani atau nekat.

Di DARPA dan perusahaan-perusahaan di atas, anda boleh gagal, tapi tak boleh bodoh. Anda mesti cerdas atau disingkirkan selamanya. Orang bodoh tak punya tempat di DARPA. Gagal boleh, bodoh jangan.

Kapan terakhir anda gagal dalam project yang ditugaskan perusahaan kepada anda dan dihabisi karenanya? Nasehat orang tua "belajarlah dari kesalahan" tidak berlaku di institusi anda, karena anda tidak diberi ruang kesalahan dalam mencoba. Atasan anda menganggap bahwa inovasi atau segala sesuatu yang baru itu seperti menyulap barang ajaib: langsung ada dan tak bisa salah. Bila Edison beranggapan demikian, kita akan hidup di dunia tanpa lampu. Nadiem Makarim bercerita, suatu hari seorang programmer di Gojek melakukan kesalahan yang menyebabkan perusahaan itu rugi Rp 4 miliar dalam sehari. "Tapi tak ada satupun yang memarahi programmer itu, dan memang tak perlu dimarahi," kata Nadiem.

KEBERANIAN
Di DARPA haram hukumnya memulai inovasi lewat SWOT -- seperti yang mungkin kerap dilakukan dalam perusahaan. Karena SWOT adalah tool untuk menekan risiko, bukan untuk berinovasi. Bila perusahaan melakukan SWOT, mereka tidak sedang berinovasi. Inovasi bukanlah sesuatu yang reaktif dan konstan. Inovasi bersifat proaktif sekaligus sulit diantisipasi di depan, namun bisa sangat impactful bila berhasil. Untuk mencapainya anda harus punya keberuntungan yang merupakan atribut mahal untuk ditebus.

'Keberuntungan' adalah hal paling dibenci dalam bisnis karena ia tak bisa dikontrol dan diantisipasi. Karena itu umumnya perusahaan sangat sulit mendanai inovasi yang tak bisa memberikan kepastian. Mereka mengelola inovasi seperti halnya mengelola pembangunan pabrik baru. Cara ini tidak akan berhasil. Mendanai inovasi artinya membiayai sebuah perjalanan mencari keberuntungan.

Itulah sebabnya kita melihat perusahaan-perusahaan baru startup bisa melejit begitu dahsyat dan mampu mematikan perusahaan besar hanya 'dalam semalam'. Karena mereka punya sesuatu yang tidak dimiliki perusahaan besar: anak-anak muda yang lapar dan berani. Mereka bersedia menjelajahi yang tak pasti demi mendapatkan keberuntungan --- karena gagal merupakan sesuatu yang bisa diterima. Mereka tetap menjaga ukurannya tetap kecil, memulai sesuatu dari yang kecil, namun bisa membesar dengan sangat cepat. Patron mereka adalah Google, Facebook, Amazon, Apple, Uber --- perusahaan-perusahaan yang menjadikan keberanian dalam berinovasi (dan berbuat kesalahan) sebagai bahan bakar utama. Role model bagi generasi ini bukan lagi Caltex, P&G, DuPont, Shell, British Petroleum, Unilever, atau Coca Cola --- nama-nama merk yang sudah tergeser dalam peringkat 5 besar brand dengan nilai tertinggi di dunia digantikan oleh para perusahaan teknologi hanya dalam waktu 5 tahun.

Ada satu kompetensi vital yang tak dimiliki perusahaan besar: self-disruption (mendisrupsi diri sendiri). Hampir mustahil ada perusahaan besar yang mau mengkanibal produk mereka sendiri yang sekian lama menjadi revenue center dengan produk baru hasil inovasi. Meskipun produk lama itu basinya bukan main dan pembelinya terus menurun. Bisnis media cetak adalah salah satu contohnya. Mereka tetap memilih bertahan dan menyiksa diri sendiri meski tahu usianya tinggal sesaat --- atau bersikeras berdelusi masih akan hidup 1.000 tahun lagi. Padahal berbekal kompetensi, mereka bisa beralih ke produk dan model bisnis lain seperti media online. Tapi mereka menolak karena mungkin lebih baik mati dibanding berubah menjalani yang tak pasti.

Tidak kompetennya perusahaan dalam self-disruption juga tampak jelas di industri otomotif. Puluhan tahun kendaraan listrik tak punya perkembangan berarti, sementara mobil berpembakaran terus diproduksi. Di sisi lain mereka cukup cerdas untuk mengembangkan mobil listrik dan tahu bahwa akan tiba masanya mobil berpembakaran tak dipakai lagi. Tapi mereka tak mampu mengkanibal diri sendiri. Sehingga kita tak mungkin berharap ada inovasi yang signifikan atas kendaraan listrik dari perusahaan otomotif mainstream. Sampai akhirnya seorang mantan inovator dalam dunia fintech bernama Elon Musk masuk ke gelanggang meciptakan mobil listrik Tesla yang sangat revolusioner baru-baru ini. Kepada Tesla sekarang dunia berharap revolusi dan pembauran mobil listrik, bukan kepada Toyota, Honda, Ford, atau Mercedes.

Bila kita berharap perusahaan besar dalam industri lama bisa melakukan inovasi, bersiaplah kecewa. Alasannya sederhana: karena struktur keuangan korporasi bertentangan dengan inovasi. Sebuah perusahaan bisa sukses karena mereka mengoptimasi rutinitas dalam market yang relatif stabil. Bukan karena mereka secara berkelanjutan mengganti yang lama dengan yang baru, atau menghilangkan produk lama yang sudah memberi keuntungan hanya karena 'sudah tiba saatnya'. Perusahaan berargumen bahwa mereka selalu melakukan proses re-engineer atau re-invent, yang semua itu membuat mereka makin tidak dekat dengan inovasi yang sesungguhnya. (*)
#Opini

Thursday, May 18, 2017

Multiple income, multiple way

Bagaimana mendatangkan beberapa input pendapatan?
..
Kenapa multiple income?
..
More realistic
...
Daripada membangun kapal besar dari modal pinjaman,  lebih baik menaruh banyak pancing di beberapa sungai... 18/5/2017
...
Apabila anda membangun kapal besar dari uang pinjaman,  jangan jangan sebelum kapal selesai dan dapat berlayar sudah habis modal membayar bunga bank.
...
..
Press batako: bikin press batako,  melayani service..
...
Bikin perontok padi mini, 
... Jual perontok padi mini,  dikunjungi dari bangladesh
... Demo alat
...

Bisa bikin molen,  jual molen,  sewakan molen,  service molen, jual sparepart molen di online. 
...
Jual traktor,  sewakan traktor,  service traktor,  jual sparepart traktor
.. Bikin tutorial di youtube
...
Pilih produk yang multi

Tuesday, May 16, 2017

Bikin kolam, edukasi kolam, besarkan kolam

Bikin kolam

Edukasi kolam

Besarkan kolam

Ketika online commerce semakin mapan

Ketika dunia online commerce  semakin mapan switching besar besaran dari offline ke online. 
...
Yang tidak bermain di online,  berarti tidak punya corong dan akan ditinggalkan pelanggannya. 
...
Yang online
Akan memiliki  keunggulan di beberapa hal
1. Irit modal,  irit stok,  irit biaya dll
2. Terencana,  bisa di rencanakan. Bisa dipilih modelnya seperti apa.  Produk bisa di prediksi.  Pake tools. 
3. Terpola
Bisa dipilih pola pola tertentu yang memungkinkan di pasarkan online sehingga irit,  proses awareness juga cepat.  Via fb ads dll. 
4. Sell to audiences
Jualan kepada audience  anda.  Sehingga kedepannya orang akan berlomba lomba membentuk Audience di dumay.  Fokus kepada apa yang diinginkan Audience anda.  Dll. 
5.  Lebih ter fokus

Langsung ke Marketplace - google search tidak relevan

Tech in AsiaToggle navigation

Tech in Asia

FOLLOW US ON 

[Opini] Akan Ada Korban dari Perang para Raksasa Digital Cina di Asia Tenggara

2Comments

Sheji Ho5:00 PM on May 13, 2017

372

Dalam sebuah presentasi di acara Digital-Life-Design 2015, Scott Galloway—profesor di New York University dan seorang entrepreneur kawakan—mencetuskan istilah “Empat Penunggang Kuda” untuk menyebut empat perusahaan digital terbesar dunia yang memiliki total nilai kapitalisasi pasar sebesar US$1,3 triliun (sekitar Rp17.300 triliun) pada tahun 2014. Empat perusahaan itu adalah GoogleFacebookApple, dan Amazon.

Teori Empat Penunggang Kuda milik Galloway diambil dari sudut pandang yang berpusat pada dunia Barat. Apabila kita pindah ke wilayah Timur, kita akan melihat adanya poros-poros kekuatan yang berbeda. Poros-poros adidaya ini paling jelas terlihat di Cina, namun perlahan juga muncul di Asia Tenggara.

Kisah Tiga Kerajaan

Poros kekuatan di Cina yang mirip dengan Empat Penunggang Kuda adalah BAT, singkatan dari nama “Tiga Kerajaan” terbesar di Cina: BaiduAlibaba, dan Tencent.

Baidu: sang raksasa search engine

Perusahaan yang sering disebut “Google dari Cina” ini mendapat sebagian besar pemasukan dari iklan di search engine. Tapi berbeda dengan Google, Baidu mengalami kesulitan untuk tetap relevan di dunia yang begitu cepat bergerak ke arah mobile dan e-commerce.

Dominasi Alibaba membuat tren pencarian produk berpindah, dari search engine seperti Baidu menjadi langsung ke platform e-commerce seperti Taobao dan Tmall. Hal yang sama terjadi juga di Barat, di mana lebih dari 55 persen pencarian produk kini terjadi langsung di Amazon tanpa melewati Google. Ini masih belum termasuk dampak yang ditimbulkan Alexa (aplikasi asisten virtual Amazon) terhadap Google.

Alibaba: raja e-commerce dan berbagai bidang lain

Alibaba adalah raja e-commerce yang menguasai lebih dari delapan puluh persen perdagangan online di Cina, baik B2C ataupun C2C. Selama dua puluh tahun terakhir, Jack Ma telah berhasil mengembangkan dinasti yang bahkan mengalahkan adidaya Jeff Bezos sang founder Amazon.

Dengan ekspansi dan investasi di bidang periklanan, kesehatan, hiburan, dan transportasi, Alibaba telah menjadi lebih dari sekadar e-commerce. Bisnis periklanan digital milik Alibaba di tahun 2016 meraih porsi pemasukan terbesar di Cina dengan angka 28,9 persen, melampaui Baidu yang hanya 21,3 persen. Angka ini diperkirakan tumbuh hingga 33,7 persen pada tahun 2018.

Tencent: game dan WeChat

Tencent adalah perusahaan terbesar dalam BAT dari sisi kapitalisasi pasar. Pada tahun 2017, kapitalisasi pasar Tencent bernilai US$300 miliar (sekitar Rp3.900 triliun), sementara Alibaba US$288 miliar (sekitar Rp 3.800 triliun) dan Baidu US$60 miliar (sekitar Rp799 triliun). Tencent dikenal sebagai pemilik aplikasi WeChat yang sangat populer, dengan sumber pemasukan utama dari video game serta konten-konten digital (layanan bernilai tambah) lainnya.

Perusahaan ini telah berkecimpung di dunia e-commerce sejak awal tahun 2000an sebelum akhirnya menyerah dan berinvestasi di kompetitor Alibaba, yaitu JD. Saat ini, Tencent merupakan pemegang saham tertinggi di JD dengan nilai 21,25 persen, lebih tinggi dari saham milik Richard Liu Qiangdong, founder sekaligus CEO JD, sebesar 16,2 persen.

Tiga Kerajaan berubah jadi Empat Penunggang Kuda

Dengan meningkatnya permintaan global akan ride sharing dan on-demand service, Didi Chuxing muncul sebagai kekuatan besar keempat di Cina. Perusahaan ini adalah hasil dari perang saudara antara dua perusahaan transportasi, yaitu Didi Dache (didukung oleh Tencent) dan Kuaidi Dache (didukung oleh Alibaba).

Kedua perusahaan tersebut akhirnya bergabung sehingga melahirkan Didi Chuxing. Mereka kemudian mengakuisisi Uber China dan menjadi perusahaan pribadi terbesar ketiga di dunia, di bawah Uber dan Ant Financial.

Didi baru saja mendapatkan pendanaan senilai US$5,5 miliar (sekitar Rp73 triliun), menaikkan nilai valuasi perusahaan tersebut ke angka US$50 miliar (sekitar Rp666 triliun). Investasi ini membantu Didi melakukan ekspansi global dan mengembangkan teknologi kendaraan otonom.

Ada kemungkinan Baidu mengalami nasib seperti Yahoo!, sehingga banyak yang memperkirakan bahwa posisinya sebagai salah satu “penunggang kuda” di Cina akan digeser oleh Toutiao. Aplikasi pembaca berita ini sekarang memiliki nilai valuasi sebesar US$11 miliar (sekitar Rp144 triliun), dengan jumlah pengguna aktif harian (DAU) sebanyak 78 juta orang dan 175 juta pengguna aktif bulanan (MAU). Rata-rata pengguna Toutiao menghabiskan 76 menit per hari dalam aplikasi tersebut.

Perang kekuasaan di Asia Tenggara

Pasar digital Asia Tenggara memang masih tergolong baru, tapi sudah memiliki banyak kisah sukses di ranah lokal. Misalnya Tokopedia dan GO-JEK di Indonesia, serta GrabGarena (sekarang bernama Sea), dan Lazada yang kuat secara regional.

Akan tetapi, bila kita melihat kondisi di balik layar, sebenarnya tengah terjadi proxy war (perang kekuasaan) di antara para raksasa teknologi dari Cina. Kemungkinan perang ini akan memakan korban dari pemain lokal.

Alibaba menggebrak masuk ke wilayah Asia Tenggara dengan membeli Lazada—akuisisi terbesar yang dilakukan Jack Ma hingga saat ini. Kekuatannya yang begitu besar akhirnya memaksa para pemain e-commerce lokal untuk bergabung (contohnya Orami) atau menyerah (contohnya Ascend Group).

BACA JUGA

Masuknya raksasa Cina bisa juga berdampak baik bagi pengusaha lokal

Berbeda dari Alibaba, JD masuk ke Indonesia secara organik di tahun 2015 untuk uji coba, dan sekarang dikabarkan tengah berencana menyuntikkan investasi besar pada Tokopedia. Kabar ini muncul setelah GO-JEK mendapat investasi senilai US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun) yang dipimpin oleh Tencent (pemegang saham terbesar JD), menggelembungkan nilai valuasi perusahaan transportasi on-demand itu menjadi US$3 miliar (sekitar Rp40 triliun).

Jangan lupa, ada Didi Chuxing juga. Setelah mengakuisisi Uber China, turut serta dalam aliansi anti Uber bersama Lyft dan Grab, serta berinvestasi senilai US$350 juta (sekitar Rp4,7 triliun) di Grab, Didi Chuxing sudah punya cukup pengalaman beroperasi di pasar internasional, utamanya Asia Tenggara.

Setelah mendapat pendanaan besar, Didi mungkin akan mengincar perusahaan-perusahaan lain di Asia Tenggara, entah sebagai kawan atau lawan.

“Penunggang kuda” keempat di Asia Tenggara

Asia Tenggara kini punya kubu Alibaba (Lazada), kubu Tencent (Tokopedia, GO-JEK, atau Shopee), dan kubu Didi Chuxing. Masih ada ruang untuk satu “penunggang kuda” lainnya. Kubu keempat ini tidak datang dari Cina, tapi akan diisi oleh Facebook atau Google. Saya bertaruh pada Facebook.

Ini bisa jadi bahan untuk artikel tersendiri, tapi secara singkat alasannya sebagai berikut:

Aset Google terbatas pada mesin pencari, sebab di Asia Tenggara tidak ada inventaris ruang iklan untuk penerbit iklan long tail yang sangat penting agar ekosistem display advertising bisa bersaing melawan Facebook.Iklim teknologi Asia Tenggara mengutamakan perangkat mobile (mobile-first), bahkan di beberapa kasus malah bersifat eksklusif (mobile-only). Tidak banyak pengguna perangkat mobile yang memanfaatkan mesin pencari.Lonjakan e-commerce di Asia Tenggara menggerus bisnis pencarian produk milik Google. Setelah diakuisisi Alibaba, Lazada akan meniru strategi monetisasi iklan milik Tmall. Survei dari EcommerceIQ menunjukkan bahwa di Indonesia, 57 persen pengguna memulai pencarian produk langsung di marketplace seperti Lazada dan Tokopedia, tanpa melewati Google.

Mengapa Asia Tenggara? Alasannya tak kasatmata

Mengapa tetangga kita di Cina tiba-tiba berminat pada Asia Tenggara? Inilah beberapa alasan yang sudah jelas dan sering kita dengar:

Secara geografis, Asia Tenggara dekat dengan CinaPasar yang besar dan tak tersentuh, dengan 600 juta penduduk dan kelas menengah yang terus tumbuhPertumbuhan ekonomi Cina sedang melambat, dan perusahaan BAT punya banyak uang untuk dihabiskan pada ekspansi globalKemiripan kultur: Asia Tenggara merupakan rumah bagi komunitas etnis Tionghoa terbesar di luar negaranya (lebih dari 25 juta jiwa)

Alasan sebenarnya bukan hal-hal di atas, tapi karena kondisi Asia Tenggara—lebih tepatnya negara-negara berkembang Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, dan Vietnam—sangat mirip dengan Cina sepuluh tahun lalu. Apalagi bila kita melihat dari sisi model bisnis yang dominan, iklim periklanan digital, dan penggunaan perangkat mobile.

Model bisnis utama: Ad-drivenvs commerce-driven

Perusahaan-perusahaan Cina sudah sejak lama menekuni e-commerce dan transaksi sebagai sumber monetisasi. Contoh yang paling terkenal tentu saja Tencent.

Pada tahun 2016, hanya 18 persen pendapatan Tencent berasal dari iklan. 71 persen sisanya datang dari layanan bernilai tambah yang terdiri atas game online, penjualan benda-benda virtual, serta musik digital. Ini sangat kontras dengan Facebook, yang pada tahun 2016 mendapatkan 98 persen pemasukan dari iklan.

Contoh lain misalnya Quora, layanan tanya jawab yang sekarang bernilai US$1,8 miliar (sekitar Rp24 triliun). Meski sudah delapan tahun beroperasi, strategi terbaik yang bisa mereka gunakan masih terbatas pada iklan kontekstual berbasis teks yang intrusive, sebagaimana dicetuskan Google pada tahun 2003.

Tidak ada ekosistem penerbit iklan long tail

Akar dari model bisnis Cina yang berpusat pada commerce adalah ekosistem periklanan online yang masih buruk, ditambah masalah penawaran dan permintaan yang bagaikan buah simalakama.

Masalah penawaran

Persebaran internet di Cina dan negara-negara berkembang Asia Tenggara baru mencapai puncaknya di tengah tahun 2000an. Pasar ini melewatkan sebagian besar era Web 1.0 serta “Web 1.5”, dan langsung loncat ke era Web 2.0. Hasilnya, pembuatan konten digital terjadi paling banyak di platform media sosial tertutup seperti Facebook, atau di portal-portal yang terintegrasi secara vertikal, misalnya Sina dan Sanook.

Tidak seperti di Amerika Serikat, tidak ada jutaan situs atau blog yang menjadi basis jaringan serta program iklan online. Lebih parah lagi, platform tertutup seperti Facebook atau Sina menjual sebagian besar (mungkin semua) ruang iklan mereka langsung ke konsumen.

Peran penerbit iklan diabaikan, sehingga pemilik platform memperoleh keuntungan lebih tinggi. Fenomena ini disebut sebagai ekosistem “No-Tail”.

Masalah permintaan

Tidak adanya inventaris iklan berkualitas akhirnya mendorong pemasang iklan untuk membeli ruang langsung kepada pemilik platform tertutup, seperti Facebook. Kurangnya kebutuhan akan jaringan iklan seperti Google Display Network di Asia Tenggara menghasilkan rasio RPM (revenue per mille) yang sangat rendah, sehingga insentif untuk para kreator konten pun ikut rendah.

Para kreator konten ini akhirnya harus mencari sumber pemasukan lain. Kini berjualan barang di Facebook atau Instagram telah menjadi salah satu cara paling populer dan menguntungkan untuk mencari uang di Asia Tenggara.

Di Thailand, social commerce seperti ini telah menyumbang kurang lebih 33 persen dari keseluruhan gross merchandise value (GMV) bidang e-commerce. Sementara di Cina sendiri, para kreator konten memanfaatkan WeChat dan berbagai aplikasi live video yang sedang naik daun untuk berjualan barang serta mendapat pemasukan dari transaksi benda virtual.

Mobile-first, mobile-only

Satu lagi kesamaan besar antara Cina dan negara-negara berkembang Asia Tenggara adalah bahwa keduanya mempunyai ekosistem internet yang mobile-first, bahkan mobile-only di beberapa daerah.

Perusahaan-perusahaan startup baru di Cina lazimnya membangun produk yang fokus pada pengguna mobile terlebih dahulu, kemudian ekspansi ke desktop belakangan. Fenda, sebuah aplikasi asal Cina yang menyerupai hibrida Reddit dan Quora, mengawali bisnisnya di WeChat sebelum meluncurkan aplikasi dan situs web sendiri. Toutiao pun dimulai dari aplikasi mobile.

Belajar dari kesalahan masa lalu

Seluruh kemiripan ekosistem di atas menunjukkan tingginya peluang perusahaan-perusahaan Cina untuk berhasil masuk ke Asia Tenggara.

Ini bukan pertama kalinya para BAT melakukan ekspansi ke luar Cina, dan sejauh ini hasilnya beraneka ragam. Baidu pertama kali mengumumkan rencana ekspansi internasional pada tahun 2006, meluncurkan Baidu.jp di Jepang pada tahun 2007, kemudian menutupnya di tahun 2015 karena gagal mendapat traksi.

Semoga saja kali ini, Alibaba, Tencent, dan mungkin Didi Chuxing bisa belajar dari kegagalan tersebut, serta lebih percaya diri bermain di wilayah yang familier.

(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Ayyub Mustofa sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

Filed under: Digital MarketingOpini

Artikel Terkait

Penerbitan GameMancanegara, Pahami Potensi dan Tanta...

Bagaimana PotensiDigital MarketingIndonesia di Tahu...

5 Tip Growth Hacking dari CEO Hypergrowth untuk para ...

Beriklan di Televisi versus Facebook, Mana yang Efektif?

Bagaimana Pertumbuhan Perekonomian Berbasis Aplikasi di Indone...

Mirip Instagram Stories, Apakah WhatsApp Status Juga Punya Pot...

[Coffee Hour] Strategi Pemasaran Terbaik untukStartup

[Coffee Hour] Mengukur EfektivitasCampaign pada Medi...

Join our community or log in now to start posting replies!

2 COMMENTS

Sort by Newest 

Saputro Andi Pamungkas2d ago

Luar biasa opininya , banyak membawa ilmu2 baru dan bacaan yang lebih banyak :D

 0Reply

Tech in Asia User3d ago

Keren opininya.. Sangat sangat membuka wawasan.

 0Reply

  Lagi populer di Tech in Asia

POPULER DI NEW STARTUP

#1

Bukapintu Fokus Bantu Mahasiswa dan Fresh GraduateCari Pekerjaan

#2

Aplikasi Ini Permudah Pencarian Asisten Rumah Tangga hingga Sopir Pribadi

#3

J&T Alibaba Ingin Bantu Hadirkan UKM Indonesia di Marketplace B2B Global

#4

Medika App – Aplikasi Kesehatan yang Mudahkan Pasien untuk Bertemu Dokter

#5

Startup Indonesia Ini Buat The Machine dalam Serial Person of Interest Menjadi Nyata

POPULER DI GADGET

#1

IDC: Oppo dan Vivo Jadi Produsen dengan Pertumbuhan Tertinggi di Awal Tahun 2017

#2

Blue Ocean dan Mendengarkan Konsumen, Senjata Potensial Nintendo Switch

#3

Kamera 360 Derajat – Cara Baru Penyebaran Informasi yang Sarat Potensi

#4

Gadget Terbaik di Gelaran CES 2017 Pilihan Tech in Asia Indonesia

#5

Nokia 6, Smartphone Pertama dari HMD Global yang Hanya Akan Dijual di Cina

POPULER DI MOBILE

#1

Twitter Akan Fokus Incar Pengguna di Luar Kota Besar di Tanah Air

#2

Potensi dan Tantangan Teknologi Chatbot dalam Pandangan LINE Indonesia

#3

Neural Machine Translation Buat Hasil Terjemahan Google Translate Lebih Akurat

#4

5 Aplikasi Mobile di Indonesia yang Berpotensi Ikuti Kesuksesan WeChat

#5

Kaskus Resmi Rilis Kaskus Chat untuk Mempermudah Interaksi Antarpengguna

COPYRIGHT © 2017 TECH IN ASIA. ALL RIGHTS RESERVED.