Tuesday, August 29, 2017

Bekerja memperbaiki mindset

Ada beberapa mindset baru yang harus ditumbuhkan untuk saat sskarang ini.  Dengan kenyataan yang di hadapi berbeda dengan jaman sebelumnya.
... Bekerja menumpuk uang.... Berubah menjadi menumpuk asset... Itupun asset bukan asset fisik semata,  karena pada kenyataannya asset fisik paling sulit diraih kecuali sudah kaya dari sononya. Yang bisa dilakukan adalah menumpuk asset intangible asset.  Karena nilainya akan semakin bertambah,  dan bisa di pergunakan sampai tua.  Misal ilmu,  pendidikan,  keahlian,  brand dll. 
... Asset intangible akan semakin di hargai.  Dan asset fisik menjadi konsekuensi. 
...

Mengubah mindset mengejar asset fisik bukan sebagai hasil namun sebuah konsekuensi. 
...
Kesimpulannya : bekerja bukan hanya mengejar keuntungan,  atau cash flow,  namun bekerja dalam persefektif jangka panjang.

Sunday, August 27, 2017

Produk dengan konsep

Produk dengan konsep tertentu.  
Pada produk general.  Perlu produk dengan konsep.  Konsep yang tepat dan branding yang inline.  
... 
Produk akan laku dijual apabila ada konsep tertentu dalam produk. . 
Konsep akan jalan apabila punya cara branding yang tepat.  
... 



Algore

Saturday, August 26, 2017

Pola dan chaos

Xobalah untuk keluar dari pola pola yang selama ini anda jalani. Ubah pola pola anda.  Pola hidup anda dan pola bagaimana anda sslama ini berpikir. 
...
Try to think different
...
Karena perubahan lah yang abadi.
... Learn more stuff
.... Learn to survive n simulate the different way to live. 
...

Wednesday, August 23, 2017

Joked

Di Mana Rp 1 Miliar Dari Sri Mulyani, Saya Ambil, Gus?

Teropong Senayan - PolitikAugust 23, 2017 8:19 am

Efendy Choirie, alias Gus Choi, mengirim surat Menkeu Sri Mulyani Indrawati ke saya kemarin. Ini opening surat tersebut.

"Wahai Para Pembenci Pak Jokowi, Kalian Semua Sakit Jiwa!!! Tunjukkan Kesalahan Pak Jokowi, Satu Kesalahan Saja Akan Saya Bayar 1 M. Dan Ini Bukti Kehebatan Pak Jokowi Yang Luar Biasa! Dari 3700 T Hutang Negara, Jokowi Hanya Menambah 300 T dan Mampu Membangun, Sisanya Warisan SBY".

Surat itu dijapri Gus Choi, Sekjen Nasdem, setelah Seminar "Meneropong Politik Infrastruktur Jokowi - JK" di Hotel Ibis Budget, Senin 27 Agustus 2017. Pembicara di seminar itu Syahganda Nainggolan, Salamudin Daeng, Bahlil, dan saya. Hanya Bahlil yang membela Rezim Jokowi JK dengan apologia. Lainnya ktitis: politik infrastruktur itu sumber malapetaka. Stop atau perbaiki!

Moderatornya adalah Adrinanto, dari Prodem. Event itu sendiri adalah gawenya Hatta Taliwang, gerakan pertama MHT sejak ia dimakarkan oleh Iwan Bule, 7 bulan lalu.

Successful. Seminar menyoroti politik infrastruktur secara kritis. Bukan kebencian dong, Madame Ani. Sebab, Presiden Jokowi tak paham ekonomi.

Gus Choi adalah anak buah saya pada tahun 1985 di Koran Ekonomi Jayakarta, corongnya ABRI yang didorong kritis untuk mengkritik rezim. Gus Choi belajar menulis dari saya. Demi Rp 1 miliar, Gus Choi harus saya jawab. Sedang koran Jayakarta adalah koran ekonomi kedua di Indonesia setelah Jurnal Ekuin dibreidel.

Tolong agar Sri Mulyani menepati yang Rp 1 miliar itu, Gus. Saya kasih success fee 5%, pajak bayar masing-masing. Kalau ia mau berdebat atur saja Gus. Kalau Madame Ani menang, saya akan puji Jokowi habis-habisan, meski dengan beleid bohong-bohongan. Sebaliknya kalau ia kalah, tambah hadiahnya Rp 2 miliar. Pajak bayar sendiri.

Saya tunjukkan kesalahannya, demi Rp 1 miliar. Pembangunan (infrastruktur) itu mengubah konsentrasi yang mestinya: (i) memperkuat daya beli, (ii) melebarkan daya serap tenaga kerja, (iii) mengoptimalka TFP (total fungsi produksi) (iv) mengembangkan amortisasi, (v) memperkecil DSR (debt service ratio, yang kini 47% sementara ekspor melemah, impor gila-gilaan, (vi) mencegah capital flight dari investasi asing, (vii) menurunkan angka ICOR (incremental capital output ratio) yang kini angkanya = 6,7, ke normal = 2.

Dulu, angka ICOR 3 saja, Prof Soemitro Djojohadikusoemo sudah heboh. Subtansinya akibat struktur oligopoli pasar, rente ekonomi, dan mark-up policy (korupsi). Ketiganya kini merajalela, oligopoli karena 80% ekonomi nasional dikuasai Cina, 80% sektor keuangan dikuasai Cina, 4 taipan setara asset 100 juta masyarakat. Sedang ekonomi rente dilakukan asing - aseng - asong. Sementara KPPU dan KPK letoi, kekenyangan, dipenuhi job seekers. Mau ngomong apalagi Madame Sri Mulyani?

Separuh lebih dana yang mestinya ke situ, habis ke infrastruktur yang tak menguras 7 faktor tadi. Itu salahnya. Kemana Rp 1 miliar itu saya tagih, Gus?

Efendy Choirie, sohib di koran ekonomi Jayakarta, kita ini bukan anak kemarin. Kita terlibat ketika infrastruktur masih bernama Pelita. 90% isinya soal infrastruktur. Bukan isapan jempol. Presidennya bernama "Bapak Pembangunan". Politiknya bernama "Trilogi Pembangunan Nasional". Alatnya, Developmentalism. Kitab sucinya "The Stage of Economic Growth Non Communist". Istilah Pembangunan itu, kini berubah nama infrastruktur, diilhami AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) yang dipelopori Xi Jinping.

Dulu malah sangat hebat. Waduk Nipah Madura, 6 orang tewas ditembak. Gedung Ombo, ratusan ditembak. Itu segelintir. Jadi infrastuktur bukan barang baru. Semua rezim bermasalah dengan infrastruktur.

Tahun 1982 terjadi resesi ekonomi dunia akibat krisis fiskal. Sri Mulyani masih SMA. Tahu kenapa?

Separuh dana dunia dikerahkan untuk membangun infrastruktur perang bintang. Senjata nuklir untuk perlombaan senjata cold war.

Sama. Di situ salahnya Jokowi. Akibatnya, dana untuk membiayai pasar kurang separuh. Dana produktif disedot ke infrastruktur. Terjadilah anomali ekonomi. Wabah DMU (diminishing marginal utility - tingkat kepuasan pasar yang terus berkurang) berlanjut ke DMR (diminishing marginal return - tingkat pengembalian yang terus berkurang), berakibat kegagalan perusahaan mencetak laba, lalu gagal membayar pajak.

Karena tak mampu bayar pajak, terjadi krisis fiskal yang disebut resesi ekonomi dunia sejak 1973 sampai 1983 (puncaknya). Masih ingat peristiwa ini? Peristiwa ekonomi mikro yang mempengaruhi ekonomi makro gara-gara pembangunan infrastruktur yang menyimpangkan alokasi. Krisis tahun 1983 adalah krisis fiskal, di wilayah ekonomi mikro. Krisis tahun 1997 adalah krisis moneter di wilayah ekonomi makro.

Tahun 1982 dicapai kesepakatan Presiden Reagan vs Presiden Gorbachev, untuk menghentikan perang bintang, menarik dana dari situ untuk dikembalikan ke pasar. Satu tahun pulih resesi itu.

Tapi tak mudah bagi Indonesia. Semua industri sudah collaps akibat wabah DMR dengan DER (Debt Equity Ratio) = 5:1. 5 utang, 1 modal sendiri. Doktrin ilmu ekonomi, DER 3:1, tutup saja perusahaan itu. Tak boleh difresh money. Akibatnya dana diparkir deposito Bank Indonesia, orang makan dari bunga deposito. Perusahaannya dibunuh sesuai doktrin ilmu ekonomi.

Rezim Soeharto melakukan revolusi, kampanye besar-besaran "aku cinta produk Indonesia". Artinya barang impor haram. Sekarang, semua impor!

Dua kali pemerintah melakukan saneering, pada 1983 sebesar 30%, dan pada 1985 sebesar 30%. Merumahkan Bea Cukai lewat Inpres No 4/1984 selama 5 tahun, diganti sepenuhnya oleh SGS, Petrus membunuh 3.862 orang bromocorah yang mengganggu pasar, membubarkan IGGI diganti CGI. Mendirikan trading house di seluruh negara, mengangkat Dubes keliling untuk jual barang produk Indonesia. Meliberalisasi perbankan. Mengusir pengusaha untuk menebang hutan guna memperkuat ekspor. Semua untuk membangun daya beli yang ambruk dan membersihkan distorsi ekonomi.

Yang ambruk bukan saja ekonomi, juga rezim keuangan Keynesian yang berjaya sejak Great Depression 1929, gulung tikar digantikan rivalnya ekonomi Ekspektasi Rasional (supply sides) dengan jargon: tak ada harapan rasional pada utang. Karenanya jangan berutang! Dewasa ini, utang swasta lebih kecil daripada utang pemerintah. Artinya, pemerintah yang cari utangan, swasta menyusu kepada pemerintah. Bego berat.

Kini, pembangunan infrastruktur Jokowi gila-gilaan. Yang mestinya dana itu untuk memperkuat daya beli. Anomali muncul pada daya beli yang anjlog, yang menurut Ketua Bappenas, misterius? Mau ngomong apalagi?

PPN naik, tapi daya beli menurun. Mestinya, kalau PPN naik daya beli naik, dan sebaliknya. Hanya ada dua kemungkinannya: 1. Anomali (the death of economic), 2. How to lie with statistic. Apapun yang terjadi, semua orang tahu daya beli anjolg.

Rezim ini, data saja disembunyikan. Modus, rezim hoax.

Tahu tidak rasanya berutang? Pernah kredit rumah, kredit sepeda motor, and soon. Diserbu debt collector kayak perampok. Dag dig dug bukan? Kalau utang itu untuk investasi yang sehat, kita bisa tidur nyenyak. Tapi ini investasi tak sehat. Enak Presiden Jokowi utang seenaknya, habis itu ia turun tahta. Pajak rakyat yang suruh bayar.

Jadi, kemana taruhan Rp 1 miliar dari Sri Mulyani itu bisa saya ambil?(*)

Klik disini untuk halaman asli

Tuesday, August 22, 2017

Hikmah saat ini

1. Sesuatu akan berhasil,  apabila dijalani tiap hari terus menerus secara konsisten...
Dengan konsistensi,  kemungkinan besar keberhasilan didapat.

2. Memperluas pasar.  Multiple income. 

3.

Monday, August 21, 2017

Found new market not product

Friday, August 18, 2017

Kenapa menulis?

Menulis berarti  (membuat definisi)...
Bagaimana menjelaskan kepada orang lain mengenai apa yang kita pahami,  dan membuat orang lain paham dengan apa yang kita pahami,  dengan ide kita,  pendapat dll.  Jadi pokok poinnya adalah tidak hanya dipahami diri sendiri namun juga orang lain. 
...
Menulis harus ada angle,  persepektif... Ada opini...
...
2. Menjelaskan
Bisa kasi contoh menulis berarti menjelaskan...seperti yang harus saya lakukan untuk menjelaskan produk produk saya.  Menjelaskan fungsinya. 
...
Persepektif dan mindset... Mempengaruhi orang lain. 
...
3. Memasukkan "pesan kita"  ke benak pelanggan. 
Adalah penting menunjukkan apa yang kita miliki,  adalah spesial,  tidak sama dibandingkan dengan yang orang lain tawarkan. Dengan cara tidak langsung.  Tidak muluk muluk. Yang muluk muluk itu terkesan murahan. 
...
4. Menguraikan apa yang ada di benak.  Yang wujudnya masih sangat abstrak,  menjadi bentuk konkrit, masuk akal dan logis. ..

Penyusutan pasar

Menyusutnya pasar.
( Ekonomi ).

Kemarin di  Singapore  waktu makan siang dengan banker, dia sempat bilang bahwa pasar eceran domestik Singapore bukan hanya jatuh tapi mendekati ajal. Dulu Mall banyak di bangun karena singapore sebagai kota surga belanja. Sejak tahun 2013 terjadi perubahan yang sangat cepat sekali. Penjualan eceran drop mencapai titik terendah. Dampaknya menekan harga jual dan sewa property. Menurutnya penyebabnya adalah Ekonomi regional memang lagi lesu. Ditambah lagi Warga Singapura merupakan pembelanja paling tech savvy di Asia, dengan jumlah pembelanja online lebih banyak dibanding konsumen di Hong Kong dan Malaysia.

Menurut saya bahwa perubahan pasar yang ada sekarang tidak terjadi dengan begitu saja tapi sudah berproses sejak tahun 80an, dan belanja online bukanlah penyebab utama pasar menyusut tapi hanya perubahan cara orang belanja saja. Yang terjadi sesungguhnya adalah market adjustment atau terjadinyaproses  permintaan dan penawaran menuju titik keseimbangan baru. Mengapa ? Sejak tahun 80an telah terjadi penambahan kapasitas produksi yang tiada henti.  Pada akhir 1990-an angka-angka indikator tampak sangat mencolok. Industri komputer di AS meningkat 40% per tahun, jauh di atas proyeksi demand tahunannya. Sektor eceran juga mengalami hal yang sama. Raksasa-raksasa eceran seperti K-Mart dan Wal-Mart mengalami kekurangan tempat untuk barang-barang mereka. Terjadilah suatu fenomena, ‘kelebihan pasokan’ hampir di semua hal.

Ketika kapasitas produksi tidak lagi bisa di serap pasar, orang bukannya menghentikan investasi tapi terus memacu produksi. Tahun 90an terjadi deregulasi  pasar finansial besar-besaran, lengkap dengan dihilangkannya batas-batas perpindahan kapital antar negara dan antar sektor usaha. Salah satu contohnya adalah dihapuskannya peraturan Glass-Steagal AS yang melarang lembaga keuangan terlibat langsung dalam kegiatan perbankan investasi dan perbankan komersial.  Dampaknya terjadi kreatifitas produk investasi. Pada tahun 1980-an dan 1990-an muncullah bentuk-bentuk instrumen finansial yang lebih canggih, seperti futures,  swap,  dan option-derivatives. itu semua demi mendorong pasar uang berperan membiayai  produksi yang terus melimpah dan pasar semakin sesak oleh barang. Juga mendorong orang berbelanja dengan kredit konsumsi yang longgar. Proses ini tidak ada yang menghentikan. Bahkan Pemerintah sengaja membiarkan dengan alasan neoliberal. Akibatnya  kegiatan bisnis bukan lagi atas dasar rasional tapi emosional karena sifat rakus.

Pada akhirnya, ekonomi ilusi ada batasnya. Alam nyata menunjukkan kegagahannya dan mengintervensi dunia usaha pada tahun 1998 terjadi gelombang krisis di ASIA. Indonesia terkena dampak parah. Tahun 2000 mengakibatkan koreksi dan hilangnya kekayaan investor sebesar 4,6 trilyun dollar AS di Wall Street. Jumlah ini, menurut Business Week adalah separuh dari Produk Domestik bruto AS, dan 4 kali jumlah kehilangan pada crash tahun 1987. Dengan di perparah oleh wabah dot.com, maka ekonomi AS mengalami resesi akut pada tahun 2001.

Tahun 2008 kembali terjadi goncangan moneter dengan jatuhnya Lehman brothers yang menyeret terjadinya  krisis financial di AS. Dua tahun kemudian atau tahun 2010 dunia memasuk krisis global dengan ditandai banyak negara yang tergabung dalam Uni Eropa mengalami kesulitan membayar hutang. Jepang masuk dalam putara spiral krisis, karena terjadinya deplasi. Korea, Taiwan sebagai satelit AS juga tumbang. Krisis  berlanjut dengan melambungnya harga pangan yang berdampak terjadinya gelombang demokratisasi di Timur Tengah. Bukan hanya sistem kapitalis yang terpuruk, negara yang menerapkan sosialis juga oleng seperti kasus hancurnya mata uang Venezueala dan penutupan ribuan pabrik di China.

Apakah pertumbuhan ekonomi dan investasi karena laba  yang terus meningkat  ? tidak juga. 500 perusahaan fortune global termasuk konglomerat Indonesia , mereka tidak kaya dari laba tapi karena seni berhutang baik melalui perbankan mapun pasar uang. Penjualan rumah dan apartemen meningkat bukan karena orang berlebih uang tapi karena hutang.  90% barang konsumsi rumah tangga dibiayai oleh hutang. Peningkatan kapasitas industri dan ekonomi di CHina, Korea, Taiwan, Eropa , AS bukan karena akumulasi laba real tapi karena kegiatan berhutang. Jadi selama ini negara maupun korporate memang menciptakan pertumbuhan ekonomi palsu atau fake. Hasilnya ya paradox  dalam bentuk economic bubble. Ketika krisis baru semua melihat fakta bahwa yang katanya kaya dan hebat itu ternyata memang hampa.

Tapi apa yang menarik dari krisis global sekarang ini adalah tidak adalagi ruang solusi yang too good to be true. Mengapa ? Rasio hutang negara maju sudah diatas pagu kesehatan financial. Menambah hutang jelas bukan solusi bahkan akan menumbangkan rezim kapitalisme secara struktural. Jadi apa solusinya ? Harus menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi sekian decade belakangan ini memang over capacity, dan itu dipicu oleh longgarnya pasar uang. Tidak bisa lagi mengandalkan kekuatan financial untuk mengatasinya, tapi lebih kepada perubahan mental.  Saat sekarang yang terbaik bagi pelaku dunia usaha adalah bertindak realistis. Tidak usah berharap pasar akan meningkat tapi berusahalah menyesuaikan kapasitas produksi dan  bisnis sesuai pasar yang ada. Disamping itu gaya hidup juga harus diubah untuk hidup sederhana. Earth provides enough to satisfy every man's needs, but not every man's greed.

Make ur own game

Thursday, August 17, 2017

Uang

Uang adalah TRUST.
( Power of sufi).

Teman saya di China pernah berkata kepada saya “ Jangan pernah sekalipun pertanyakan uang yang kita beri kepada Istri. Karena kalau kita pertanyakan maka rezeki kita akan berkurang dan bila sampai dia kecewa karena sikap kita, maka rezeki kita akan menjauh.” Dalam pergaulan saya dengan teman teman yang sebagian besar pengusaha keturunan etnis China, ternyata mereka juga punya prinsip yang sama. Bahkan agak ekstrim “ Selagi istri masih suka minta uang kekita itu artinya hoki kita masih ada dan akan terus bertambah.”

Apakah dengan istri yang gampang dapat uang dari suami dan tak pernah ditanya kemana uang pergi lantas membuat istri boros? Tidak juga. Sebagian besar teman saya, mengatakan justru istrinya lebih perhitungan terhadap uang. Mengapa ? Karena istri sangat percaya bahwa tidak mudah suami mendapatkan uang apalagi suaminya bukan pejabat atau pegawai. Saya juga mengamini.  Saya tidak pernah bertanya kepada istri kemana saja uang yang saya kasih. Bahkan kalau dia minta uang untuk beli barang contoh kendaraan, sayapun tidak pernah bertanya apa merek kendaraan. Tapi senyum dan matanya menyiratkan dia memang butuh. Tapi apakah dia bermanja dengan saya? tidak. Dia membeli karena memang kebutuhan , bukan keinginan.  Terbukti kendaraan yang dibelinya adalah yang murah perawatannya dan hemat bahan bakar. Bukan gaya.

Dengan sikap saling percaya atas dasar cinta itu, maka apabila terjadi krisis keuangan , tanpa diminta Istri akan tampil lebih dulu sebagai jaring pengaman. Tidak perlu dibujuk untuk menjual harta yang ada. Tidak perlu dibujuk untuk menjual perhiasan, Itu akan dia lakukan tanpa dia bertanya kenapa suami bangkrut. Dan dia tidak merasa rendah dihadapan teman temanya bila suaminya bangkrut dan harta habis.

Kalau kita bawel tanya kemana uang itu, maka saat itu juga kita telah merusak rasa hormat terhadap Istri. Yang akan terjadi , diapun tidak akan hormat terhadap kita. Dan selanjutnya satu sama lain akan terjadi saling curiga dan retaklah rumah tangga. Padahal tidak ada harta kavelingan. Harta suami juga harta istri. Hanya cara pengelolaan yang berbeda. Istri untuk keperluan keluarga, dan kita untuk bisnis. Ingat uang itu memang penting tapi jauh lebih penting menyadari bahwa uang bisa menjadi biang kerusakan. Jangan sampai nikmat Allah berupa rezeki malah menjadi kayu bakar api neraka.  Sadari itu dan bijaklah terhadap uang. Uang adalah TRUST. Tidak ada kebersamaan tanpa trust

Pahamkan sayang..

Why dropship??

Bisa memiliki banyak traffic tanpa memiliki produk sendiri.  Jadi di satu sisi,  karena nyaris tanpa modal sehingga bisa meng akumulasi,  meng kapitalisasi traffic. 
...
Metodanya yang paling canggih.  Pake woocommers.  Atau wordpress.  Bisa masukkan ke keranjang,  bisa hitung pengiriman,  sehingga benar benar kelihatan bonafid. ..
Padahal produk dari marketplace saja. 
...
Yang jelas bisa menjadi sesuatu yang eksis dan real..

Tuesday, August 15, 2017

Simple trik... 1.. Branding n so on

1. Selalu menempel di benak,  menolak di lupakan.

2. Menjadi yang pertama,  at least di benak konsumen.
Dengan dukungan channel dengan fix audience. 

3. Menjadi yang pertama,  make other old. 

4. Membangun sistem, 

5. Membangun asosiasi dan/melalui  komunitas
... Harley davidson menjadi cobtoh paling baik mengenai berhasilnya sebuah asosiasi produk yang dibangun melalui komunitas.  Harley davidson make person become somebody.  Orang menjadi merasa menjadi seseorang.  Karena ada kesan, prestise dan lain lain di luar produk yang dirasakan oleh konsumen/pemakai. 

6. Build channel n audience
Contoh :
Kapitalisasi audience,  sukses dilakukan oleh...

Monday, August 14, 2017

Menemukan diriku kembali di produksi

Produksi dan terlibat di dalam produksi yang nyata nyata menjadi differeksiasi perusahaan.  Membuat perusahaan menjadi lebih dinamis,  dengan di "hela"  oleh pemasaran yang luas. 

Beriklan dan membangun jejaring

Apakah anda sudah mendapatkan jejaring dalam melakukan penjualan.  Agresif jualan bisa berarti beriklan terus menerus dan konsisten. 
...
#filosofi iklan.  Bukan waste anggaran.  Tapi jalan pintas untuk memotong pekerjaan pekerjaan yang memerlukan banyak waktu, apabila menunggu grow secara organik. 
#groworganik

...
Apakah iklan sudah menghasilkan jualan?  Ya..
Dan apakah iklan juga menghasilkan jaringan??.
...
Apabila ya... Maka

Sunday, August 13, 2017

Diagram 8/2017

Diagram 8/2017

Iklan itu mempermudah bukan mempersulit

Biarkan iklan bekerja. Sehingga,  kita punya lebih banyak waktu untuk keluarga...
... Pay for the qualitiy time for family
... Bukan sebaliknya. 
...
Memotong waktu membuat artikel. 
... Meng cut... Tidak perlu jadi gp1.  Sudah dapat Audience  dll. 
...
Kalao sudah ngiklan tapi malah sibuk ngecek ngecek terus.  Lao opo ke ..

Be optimis, indonesia big market

Indonesia pasar yang besar
...
Jokowi menghabiskan seribu trilyun untuk infrastruktur dalam waktu 2 tahun
...
Sby,  sepuluh tahun 1000 t. 
...
Jalan jalan di bangun memotong biaya transportasi. Demikian juga pembangkit listrik dll 
...
Indonesia segera menyongsong era baru.  Era daya saing.  Be a part of it. 
...
Ini sebuah cerita tentang mindset. 
....

...

Saturday, August 12, 2017

Before n now

....... Before

Differensiasi dengan membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 

..... Now
Pola pikir meng eksiskan brand.  Produk saja tanpa brand,  tidak akan bisa bersaing.  Untuk men eksiskan brand perlu fokus pada satu atau dua produk saja. 

Membangun ekosistem pendukungnya. 

Cashflow harian...

Friday, August 11, 2017

Dropship lagi

100M / Bulan ( Stay Humble ! )

Semakin bodoh seseorang semakin ia bisa menang dalam persaingan,

Suatu hari saya berjumpa dengan salah satu mentor saya di Malang. Sudah lama saya ga berjumpa & belajar dari beliau

Sampai akhirnya ia bercerita bahwa ada 1 temannya di Hongkong yang punya perusahaan dan bisa mencetak 100m / bulan.

Perusahaan itu hanya berbisnis dropship.

Ia hanya menggunakan Facebook Ads untuk beriklan dan tekniknya ya gitu - gitu saja. Ia menjual produk ke seluruh dunia secara online secara dropship (tanpa punya stok produk)

Setelah diteliti, yang membedakan adalah ia tidak pernah merasa puas (dalam artian yang positif, ga sombong & tinggi hati)

Disitu, saya merasa tertampar... ternyata saya itu tidak ada apa - apanya.

Mendengar cerita lanjutannya, saya semakin tertampar bolak balik.

Ada 1 mindset yang didapat

Ketika ia menjalankan suatu campaign mau gagal dan rugi ia biasa saja.
Mau hari ini dapat income 10M ya biasa saja.

Semua berjalan seperti biasa. Sedangkan di Indonesia, baru jalan dikit udah loyo, iklan facebook ads rugi dikit udah patah hati.

Sering kali juga orang merasa cepat puas atas apa yang ia dapatkan. Baru dapat income 100jt sudah sombong koar - koar kemana saja.

Terus, uangnya diabisin pula untuk jalan - jalan ga jelas. Pamer sama orang - orang dengan tujuan disanjung ^_^

Hal positif lainnya adalah ia memanfaatkan hari demi hari dengan hal positif. Mungkin banyak dari kita yang masih suka menunda.

Bentar bentar tidur, males - malesan, goler - goler di kasur, jalan - jalan ga jelas. Nongkrong ga jelas, ngaku? ^_^

Kalau boleh disimpulkan, sebenarnya ada 3 hal yang bisa mengubah seseorang dan ini sungguh berbahaya.

1. Tahta
2. Harta
3. Wanita

1. Tahta adalah power / jabatan. Contoh kecilnya ketika dipuji orang apa rasanya? Kayak terbang, hati - hati bisa lupa diri

2. Harta adalah uang. Gimana gaya hidupmu saat di rekening cuma ada 1jt dibanding di rekening ada 50jt / 100jt. Atau ketika sudah ada 1M / 10M atau mungkin saja 100M

Sama aja apa malah makin mencolok dan menaikkan gaya hidup. Kalau uang adalah Tuhan Anda, maka celakalah anda. Karena waktu akan begitu cepat berlalu hanya untuk cari uang, kemudian ditinggalkan begitu saja.

3. Wanita adalah bukti dari orang nafsunya tinggi. Disetiap kota ada, dipelihara, dirusak hubungan rumah tangganya sama suami, dimanfaatkan sedemikian rupa.

Saya memang bukan orang yang tepat untuk menasehati Anda, tetapi setidaknya dari sini ada beberapa hal yang bisa Anda pelajari.

Pelajaran yang bisa kita ambil disini bukan soal uang, tetapi soal mindset orang tersebut dalam menjalankan suatu bisnis.

Everyday is Selling Day !

Semoga inspirasi ini bisa menggampar Anda dari tulisan seorang tukang dandang (liat fotonya) hehe

Stay humble !
Share Ya !

Blogspot saja

Nemu foto lama sekitar 2008 - 2009 , Ini ceritanya Teamwork yg pakai cara Goblok !..atau juga bisa dibilang ..Orang - Orang Goblok yg saking pengennya dapat duit dari Internet!

Hanya modal pemikiran sederhana saja ,..yaitu : "kalau saya punya 1 Blog dapat 250 pengunjung / hari ajah ...berarti kalau saya punya 100 blog , bisa dapat 25.000 pengunjung/hari"

Ya , cuman modal itu ajah ..... awal mulai bisnis online!

Akhirnya terbukti toh ....Produknya laris manis dan saat itu keuntungan bersih rata2 dapat 20 - 30jt / Minggu , dibagi 4 orang!

itu faktanya dan orang - orangnya mungkin kalau liat status ini pasti ketawa ngakak - ngakak :D ....kok isoh yo , ngelakoni cara - cara Goblok ! ..tapi lak terbukti iso kan ?? :D

Terakhir saat pindahan ...kita print daftar blogspot nya .... Ampun! Asem tenan ,... sampe 12 lembar penuh alamat Blogspot ..kabeh ! ( tiap lembar 2 kolom URL )

tapi alhamdulillah sampe sekarang gak ada yg tangannya keriting ....

Ya Memang bisnis online itu Gampang banget ... bisa dimulai dari mana ajah dan pake cara apa ajah! ... bahkan dari tingkat pengetahuan yg manapun  ...bisa mulai berwirausaha online.

Kalau nunggu SAKTI dulu .... lah kapan cari duitnya ?

Kalau nunggu PINTER dulu .... Bakul nasi keburu ngguling om

Lagian tujuannya cuman buat Menyambung Hidup ajah ... bukannya mau jadi CEO nya GOOGLE toh !

jadi gak harus pinter dulu lah !

Moga - moga bisa menginspirasi .... buat yg bersangkutan , Ayo wes Gawe Teamwork Maneh :D
.

Thursday, August 10, 2017

Good ilustration of funnel marketting

Wednesday, August 9, 2017

Think big, beyond kompetitor

Suatu mega website,  kumpulan artikel yang bisa mengakomodasi lebih banyak key word. 
...
Menutup lubang lubang keyword.
...

Funnel marketting diagram

Tuesday, August 8, 2017

Membangun jejaring funnel marketting

Funnel marketting adalah teknik penggiringan konsumen.  Karena tidak ada penjualan yang terjadi seketika. 
Misalnya saja.,  kalao belum afa kebutuhan,  kebutuhan itu diciptakan dengan produk baru - - - kalau sudah ada produknya - - orang pemasaran dan produksi berkolaborasi membuat produk kategori baru - - - untuk memecah pasar - - -  lalu harus meng create awareness  ke calon konsumen ,  kalao brand sudah dikenal akan lebih mudah.  Kalao brand belum dikenal.  Harus menciptakan brand awareness dulu.  Ketika brand sudah dikenal,  kemungkinan besar akan menjadi pasar yang real bagi brand tersebut...
Demikian langkah langkah yang harus dilakukan sehingga pada akhirnya - - - terjadi penjualan kepada pembeli dan menjadi pasar yang stabil bagi pemasaran sebuah produk. 
... Langkah langkah tersebut dikenal sebagai istilah "funnel marketting".
..

Di dunia perdagangan

Biasakan untuk menambah link

Tambahkan link ke landig page.  Lumayam sebagai sumber traffic. 

Funnel marketting

Monday, August 7, 2017

Tidak ada yg seketika, funneling

Funneling dan sudah kadung terkenal...
..
Berani habiskan 2 jutaan sebulan buat iklan.. Hasilnya??

..
Sudah tahu cara menggaet traffic,  mengarahkannya dari facebook ads ke website atau landing page.
...
Sudah kadung terkenal...
Jangan sampai... Melewatkan momentum.. Karena kebetulan sendiri saja yang pegang itu barang.
...
Tahu trik triknya...
Siap menohok kedepan...

Sunday, August 6, 2017

Tanpa iklan, lumayan 1700 orang di sugesti

Prinsipnya adalah kemampuan mensugesti.  Dengan berita yang terus menerus ditayangkan "brand awareness"  akan tumbuh. 
...
Repetisi - - - brand awareness
...
Iklan fungsinya menumbuhkan brand awareness.  - - -  jadi janga  berharap selling saat tayang iklan.  Namun setelahnya ada kemungkinan ada selling. 

Saturday, August 5, 2017

Akuisisi generasi X, dan Y, lalu z

Akuisisi gen x dan y masih via facebook. 
..
Y. 1 sudah bisa via google search. 

Brand make u become somebody

Assoka : selling inovation not a machine

Assoka : menjual inovasi pertanian bukan hanya mesin. ..

Bangkrutnya nyonya meneer ; kegagalan akusisi

Akuisisi pelanggan baru,  dengan need produk yang berbeda.  Memerlukan suatu produk dengan pendekatan yang berbeda.  Yang "dikesankan"  berbeda.  Saat ini,  produk jamu nyonya meneer,  dikesankan produk tua.  Oldies. 
...
Dijajakan dengan cara yang oldies... Lewat gerobak jamu... Toko jamu dll.  Sedikit sekali yang masuk ke segmen lain.  Seprti minimarket misalnya. 
...
Sementara produsen jamu lain,  seperti sidomuncul,  masuk ke segmen lain,  dengan inovasi khas anak muda.
...

Bangkrutnya nyonya meneer : innovate or die

Coba kita intip sekilas kinerja Sido Muncul tahun 2016:
Segmen Jamu Herbal dan Suplemen menjadi kontributor utama penjualan Sido Muncul. Jamu Herbal menyumbang 59% dari total penjualan. Kontribusi terbesar penjualan pada segmen ini tetap disumbangkan oleh produk Tolak Angin Cair sebagai produk unggulan. Sido Muncul tetap merupakan pemimpin pasar pada kategori produk obat herbal masuk angin.

Segmen Makanan dan Minuman memberikan kontribusi sebesar 38% atas total pendapatan walaupun pada tahun 2016 penjualan Segmen Makanan dan Minuman turun 3,4% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penurunan pada produk minuman energi Kuku Bima Ener-G yang masih menjadi kontributor terbesar pendapatan segmen ini. Meskipun demikian, Kuku Bima Ener-G masih merupakan pemimpin pasar pada kategori minuman energi serbuk. Produk minuman lainnya juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada segmen ini.

Total penjualan naik 15,5% dari Rp2,22 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp2,56 triliun. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari segmen Jamu Herbal dan Suplemen yang naik 32,6%, dari Rp1,14 triliun di tahun 2015 menjadi Rp1,52 triliun. Kontribusi terbesar pada segmen ini disumbang oleh kelompok produk Tolak Angin Cair.

Segmen Makanan dan Minuman mengalami sedikit penurunan dikarenakan masih ketatnya kompetisi di industri minuman energi serbuk. Pada segmen ini penjualan turun 3,4% dari 996,8 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp963,2 miliar. Beberapa produk minuman dalam kategori ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan sehingga mampu menahan laju penurunan minuman energi di tahun 2016.

Kompetitor utama Tolak Angin adalah Antangin produksi PT Deltomed Laboratories yang telah lama bertempur di pasar. Kemudian hadir Bejo Bintang Toedjoe Masuk Angin dari PT Bintang Toedjoe. Sebelumnya, produk ini bernama Bintangin, tetapi dirasa kurang nendang, akhirnya menggunakan nama besar Bintang Toedjoe agar direspons pasar. Belakangan muncul produk baru yang juga sudah memiliki nama besar, yaitu Antimo Herbal dari PT Phapros Tbk. Pemain lain yang sudah memasarkan obat herbal masuk angin ini, PT Jamu Jago melalui merek Buyung Upik Masuk Angin (BUMA).

Kesimpulannya, industri jamu besar sebenarnya tidak berkompetisi di produk2 klasik yang walaupun tetap diproduksi tapi tidak menjadi produk unggulan. Sementara Nyonya Meneer masih berkutat di produk2 yang bermain di segmen sempit seperti minyak telon, jamu habis bersalin, Pil jamu galian rapet, galian singset, Amurat (pil jamu asam urat), sehat perkasa, Awet Ayu buste cream, Bedak dingin, Dilep I (jamu masalah datang bulan), dan Singkir angin.

Friday, August 4, 2017

Fb ads mulai membuahkan hasil

Dea bakery malang

Kakakku ini mulai bisnisnya dengan membuka toko bahan kue. Jualan tepung terigu, fermipan, mentega, dll..

Di awal bisnis dia jalani semua sendirian.. Ngepel, nyapu sendiri.. Ngelayani pembeli sendiri.. angkat-angkat karung sendiri..

Penjualan hari pertama tokonya sangat fantastis.. Rp 15 ribu. Besoknya Rp 32 ribu..

Saking sepinya tokonya saat itu.. Dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk nyapu-nyapu di depan tokonya sambil berharap pembeli yang nggak lebih dari 2-3 orang perhari datang belanja di toko kecilnya saat itu..

Proses itu dia jalani lebih dari satu tahun..

Coba lihat.. apa jadinya dengan bisnisnya sekarang..
Kalau saat itu dia sudah menyerah duluan karena nggak sanggup meneruskan usahanya itu..

Momong 3 orang anak..
Sambil jalani tokonya yang jauh dari kata LARIS selama 2-3 tahun di awal berdirinya usahanya..

Kalau dia menyerah saat itu..
Kita nggak bakalan lihat DEA BAKERY yang merangsek naik menjadi bakery dengan jumlah outlet terbesar saat ini di kota Malang ..

Kalau dia menyerah saat itu.. Kita nggak akan pernah melihat bagaimana Dea Bakery akan menjadi Bakery paling diperhitungkan di kota Malang dan sekitarnya seperti hari ini..

Kalau dia dengan semua keterbatasannya bisa ..
Pasti Anda-anda semua jauh lebih bisa..

Mau simak kisah dan strategy lengkapnya dia membesarkan bisnisnya.. datang ke acara ini..

Bagaimana revolusi REBRANDING DEA BAKERY dilakukan kurang dari 1 semester saja sudah bisa membuat seluruh bagian produksi kocar kacir kuwalahan dengan order yang masuk..

Nggak tanggung-tanggung.. Bunda Mulyani Dea sendiri yang akan blak-blakan mengupas semua aspek penting dalam rebranding, peluang besar yang terbuka dan tantangan untuk menggarapnya.. Berdasarkan pengalaman lapangan beliau sendiri saat menerapkannya di Dea Bakery.

Kalau keburu..
Insya Allah saya juga mau ikutan nonton..

Udah aach..
karena seatnya sangat terbatas..
buruan ikutan acara seru KOPDAR YUBI ini di tanggal 7-9 Agustus 2017 ini di Batu - Malang ..

daftarnya di https://kopdarakbar.yukbisnis.com/

Wednesday, August 2, 2017

Traffic yang lumayan dari tokopedia

Dalam sebulan kunjungan / view sudah dua ribuan.  Itu lebih besar dari website. 
..
Tinggal diarahkan saja.  Ke youtube. ... Dan dari youtube ke landing page. 

Tuesday, August 1, 2017

Gen z, new market 10 th lagi

toggle menu

BerandaArtaRagaRupaMerekaBerita Terbaru     

STOP PRESS! Pendaftaran Online CPNS Kemenkumham & MA Dimulai Hari Ini

HOME 

 HUMANIORA

Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak

Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra

02 Agustus 2017dibaca normal 6 menit

Kelahiran Generasi Z, Kematian Media CetakSelamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi ZMengikuti Keseharian Generasi Z Golongan PertamaMusik Rock Perlahan Ditinggalkan Generasi Z?

Survei Tirto: Generasi Z di Jawa dan Bali yang membaca koran tak sampai 2 persenMogul media Indonesia menguasai bisnis multiplatform sebagai cara untuk bertahan

      229 Shares

Di tangan generasi Z, media cetak semakin menghadapi senjakala.

tirto.id - Setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, Imam Alfagan Kurniawan menonton berita di televisi bersama kakeknya. Imam tinggal di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Usianya 13 tahun dan kelas 2 SMP tahun ini. 

Pada usianya, Imam sudah punya ponsel sendiri. Teman-teman Imam juga begitu. Ia dan teman-temannya aktif di media sosial. Mereka punya akun InstagramPath, dan grup di Line—media sosial yang mayoritas penggunanya adalah Generasi Z. Beberapa dari mereka juga menggunakan Ask FM

Imam tak punya akun Facebook dan Twitter. Ia menilai aktif di dua platform media sosial itu sudah ketinggalan zaman. 

“Facebook dan Twitter medsos-nya orang tua,” ujar Imam. 

Dari akun-akun media sosial itu, Imam mendapat banyak informasi dan berita terbaru. Ia paling suka platform Instagram untuk mencari informasi. Biasanya lewat video-video singkat atau gambar-gambar infografik yang berisi pengetahuan baru. 

Beberapa teman Imam sering membaca berita di Line Today—fitur dari Line yang memunculkan beragam berita dan informasi terbaru yang sudah dikurasi, tetapi Imam tak begitu suka. Platform Line hanya dipakai untuk chat dengan teman-temannya. 

Sejak ia bisa membaca, sampai saat ini, Imam tak pernah punya kebiasaan membaca koran atau majalah. Dua produk cetak yang ia baca hanya komik dan buku pelajaran. 

Imam adalah bagian dari Generasi Z, generasi yang lahir setelah kehadiran internet. Ada beberapa perbedaan patokan rentang tahun antara satu negara dan negara lain soal Gen Z. 

Badan Statistik Kanada, misalnya, mendefinisikan Generasi Z sebagai generasi yang lahir antara 1993 sampai 2011. Sementara McCrindle Research Centre di Australia mematok tahun kelahiran Generasi Z antara 1995 sampai 2009. 

Baca: Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z 
Tiada kesepakatan baku mengenai rentang tahun lahir Generasi Z. Namun, melihat kehadiran internet secara komersial di Indonesia pada 1994, bisa dibilang Generasi Z adalah mereka yang lahir medio 1990-an hingga medio 2000-an. 

Berdasarkan sensus penduduk BPS pada 2010, populasi Generasi Z di Indonesia mencapai 28,8 persen. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, porsi Generasi Z di dunia mencapai 34,05 persen, dan diprediksi menyentuh 40 persen pada 2050. 

Tiara Dewanty termasuk Generasi Z yang terhitung tua. Ia lahir pada 1996 dan berusia 21 tahun saat ini. Saat Tiara masuk sekolah dasar, penggunaan telepon genggam mulai menjamur. Ketika ia duduk di bangku sekolah menengah pertama, teknologi ponsel pintar mulai berkembang di Indonesia. 

Kendati terhitung gelombang awal Generasi Z, Tiara tak memiliki pengalaman dan kebiasaan membaca koran atau majalah. Ia kerap mengakses berita dari media sosial dan aplikasi chat

Tiara berbeda dari kakaknya yang terpaut usia lima tahun dan berasal dari Generasi Millenial. Kakak Tiara tumbuh dengan kebiasaan membaca media cetak, koran, tabloid, majalah. Kendati saat ini kebiasaan itu perlahan ditinggalkan dan beralih ke medium digital. 

Baca: Milenial Tua versus Milenial Muda

Riset Tirto: Generasi Z Mendapatkan Informasi dari Internet

Kecenderungan Imam dan Tiara yang minim bersentuhan dengan media cetak tentu saja belum bisa mewakili Generasi Z secara keseluruhan. Untuk memastikan seperti apa perilaku Generasi Z mengakses informasi dan berita, Tim Riset Tirto melakukan survei di Jawa dan Bali pada Maret hingga Juni tahun ini. 

Jawa dan Bali dipilih karena dua pulau ini menjadi konsentrasi sebaran penduduk Indonesia. Jumlahnya mencapai 58,44 persen pada 2015 dan diprediksi terus bertambah. BPS memproyeksikan proporsi penduduk Indonesia yang tinggal di dua pulau ini menyentuh 61,8 persen pada 2020. 

Riset Tirto menjaring 1.201 responden dari Generasi Z dengan rentang usia 7-21 tahun. Sebanyak 54,8 persen dari responden adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Pengambilan data dilakukan dengan one on one interview. 

Tahun 2014, Lembaga Survei Indonesia pernah melakukan survei dengan pertanyaan: “Dari mana Anda mendapatkan berita dan informasi?” Survei itu menunjukkan 79 persen responden menjawab televisi, 8 persen internet, 2 persen radio, dan 11 persen membaca koran. 

Pertanyaan yang sama kami tanyakan kepada responden yang hanya terdiri dari Generasi Z. Hasil yang kami peroleh berbeda sekali. Hanya 14,4 persen yang menjawab televisi sebagai sumber akses utama informasi. Sedangkan 83,6 persen memperoleh informasi dari internet, dan hanya 1,7 persen yang membaca koran. 

Akses terhadap internet yang besar sekali itu pun terbagi lagi: 35,2 persen mengakses berita dari media sosial, 26,1 persen dari browser, 14,1 persen dari aplikasi layanan pesan, dan 8,2 persen lewat Youtube atau web streaming

Apabila diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan, porsinya tampak berbeda. Generasi Z yang masih duduk di sekolah dasar lebih sering mengakses berita dari televisi. 

Akses berita dari media sosial paling besar dilakukan oleh Generasi Z dari usia sekolah menengah atas. Sedangkan mereka yang kuliah mengakses berita lewat media sosial dan browser dengan porsi yang hampir sama. Hanya 5 persen dari usia kuliah mengakses berita lewat televisi. 

Tiga sampai lima tahun dari sekarang, Generasi Z mulai memasuki dunia kerja. Sepuluh tahun lagi, mereka akan menempati posisi-posisi penting di tempat kerja mereka. Riset kami menemukan bahwa semakin dewasa generasi ini, semakin mereka meninggalkan koran dan televisi sebagai sumber mengakses berita. 

Baca: Bagaimana Generasi Z Menyambut Dunia Kerja?
Salah satu alasan utama generasi ini memilih sumber informasi adalah kemudahan akses. Mereka bukan generasi yang mau repot-repot datang ke agen koran atau duduk di kursi dan membolak-balik lembar koran. Mereka ingin bisa mengakses berita dengan posisi masih di atas kasur, memeluk guling, memakai selimut, dan menggenggam ponsel

Generasi Z memang tumbuh besar di zaman dengan penetrasi penggunaan ponsel pintar cukup tinggi. Tahun 2012, dari total 55 juta pengguna internet, sekitar 29 persennya mengakses dari ponsel. Tahun 2016, porsi pengguna internet via ponsel meningkat tajam hingga 70 persen. 

Cara Mogul Media Beradaptasi

Kehadiran internet dan perkembangan teknologi ponsel pintar membentuk cara membaca berita Generasi Z. Dua generasi sebelumnya, generasi X dan Y (Milenial) pun mengalami perubahan kebiasaan mengakses berita. Mereka yang dulu terbiasa membaca koran tiap pagi kini perlahan menggantinya dengan mengecek apa yang terjadi lewat ponsel. 

Perubahan ini, mau tak mau, membuat industri media harus beradaptasi. Media-media sekarang—terutama yang berbasis di Jakarta—tidak bisa terus mengandalkan pembaca-pembaca tua yang tak lama lagi bakal tiada. 

Selama puluhan tahun, Jakarta menjadi pusat industri media cetak, online, maupun televisi. Sentralitas ini membuat porsi pemberitaan Jakarta dan sekitarnya jauh lebih besar dibanding daerah lain di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi warga Jakarta seolah menjadi persoalan nasional. 

Remotivi, lembaga studi dan pemantauan media, pernah melakukan riset mengenai sistem penyiaran yang berpusat di Jakarta pada 2014. Ia menunjukkan berita di 10 stasiun televisi swasta, meski bersiaran secara "nasional", hanya melayani penonton dari Jakarta secara khusus dan Pulau Jawa secara umum. Riset itu mendapati 73 persen berita berdimensi “nasional” di televisi berasal dari Jabodetabek.

Di Jakarta, seperti kota-kota besar dunia lain, perusahaan media cetak mengalami penurunan sirkulasi seiring penetrasi internet yang meningkat. 

Berdasarkan data Serikat Perusahaan Pers (dulu bernama Serikat Penerbit Suratkabar), pertumbuhan oplah koran melambat sejak 2011. Pada 2011, pertumbuhan oplah harian hanya 5,85 persen. Pada 2012, pertumbuhannya semakin melambat: hanya 2,69 persen. 

Tahun berikutnya, perlambatan menjadi 0,98 persen. Pada 2014, pertumbuhannya yang tak sampai satu persen itu tergerus lagi: hanya 0,55 persen. Barulah pada 2015, ia sama sekali stagnan dan malah merosot. 

Baca juga: Pertumbuhan Oplah Koran: Melambat, Melambat, Menurun
Beberapa pengusaha suratkabar di Jakarta juga terpaksa menjual perusahaan mereka kepada konglomerat media digital. Pada 2006, Suara Pembaruan dijual ke Lippo Group. Saat itu ia sudah berusia 19 tahun. Suara Pembaruan adalah koran yang terbit pada sore hari. Perkembangan internet menggerus sirkulasinya.

Pada 2001, koran ini sudah mencoba mengantisipasi kehadiran internet dengan membuat edisi online. Hanya saja portal berita Suara Pembaruan kala itu cuma berisi berita-berita yang juga terdapat di koran. Koran sore lain yang bernasib sama adalah Surabaya Post, yang dijual ke Bakrie Group pada 2008. 

Sementara koran-koran lokal bertahan dengan mengandalkan dana dari pemerintah daerah. 

“Pada beberapa media, ketergantungan akan iklan dari pemerintah hingga 75 persen. Jadi, kalau pemerintah menghentikan iklan itu, mereka kemungkinan besar akan kolaps,” kata Ross Tapsell, dosen dan peneliti Asian Studies di Australian National University (ANU). Studi Tapsell mengenai ekonomi-politik media digital di Indonesia, berjudul Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution, diterbitkan tahun ini. 

Tapsell mengatakan digitalisasi membuat kepemilikan di industri media semakin terkonsentrasi. 

“Pemilik media dan eksekutif di Indonesia percaya bahwa di masa depan digital yang sangat tidak pasti, lebih baik mengembangkan jangkauan audiens dan pembaca daripada untuk tetap mengkhususkan diri dalam satu platform,” ujar Tapsell. 

Ada delapan konglomerat media di Indonesia yang menguasai pelbagai platform media, dari konten hingga ke jaringan TV digital. Delapan mogul ini adalah Trans Corp (Chairul Tanjung), Global Mediacom (Hary Tanoesoedibjo), Emtek yang punya stasiun televisi SCTV (keluarga Sariaatmadja), Visi Media Asia (keluarga Bakrie), Media Group (Surya Paloh), BeritaSatu Media Holding (Keluarga Riady), Jawa Pos (Dahlan Iskan), dan Kompas Gramedia Group (Jakob Oetama). 

Beberapa dari konglomerat ini melebarkan jangkauan untuk memiliki platform media sosial. Pada 2011, MNC menjadi rekanan WeChat—aplikasi layanan pesan asal Tiongkok. Pada 2013, Bakrie Group berinvestasi di Path senilai $25 juta. Namun, saat Path dijual ke KakaoTalk pada 2015, Bakrie tak memiliki saham apa-apa lagi. 

Menghadapi era digital dan generasi yang dekat dengan internet, kata Tapsell, model bisnis semua konglomerat media digital di Indonesia hampir sama. Mereka berusaha menjadi perusahaan media multiplatform, dan untuk mencapai hal itu, mereka memusatkan produksi berita mereka. 

Rencana bisnis masing-masing perusahaan juga sama, yakni merebut audiens Indonesia lewat sebanyak mungkin platform. Mereka juga membangun “ekosistem” media, dari konten hingga infrastruktur komunikasi. 

Paul Bradshaw, ketua jurusan jurnalisme multiplatform dan mobile di Birmingham City University, menilai upaya penguasaan industri media dari hulu hingga hilir bukanlah hal baru. “Bisnis selalu berusaha mengendalikan rantai pasokan dan memperluas operasinya secara vertikal dan horizontal,” katanya via surel. 

Dalam industri media, lanjut Bradshaw, bisnis yang paling menguntungkan adalah bisnis yang menyediakan jaringan dan konektivitas, bukan yang membuat konten. “Jadi wajar para mogul akan tertarik karena tujuan mereka adalah uang,” imbuhnya. 

Tetapi Bradshaw mengingatkan bahwa monopoli dan eksploitasi dari dominasi para konglomerat media punya sisi bahaya terhadap jurnalisme. “Masyarakat butuh mendengar banyak suara dari beragam sudut pandang, bukan berita yang seragam,” ujarnya. 

Tapsell punya kekhawatiran yang sama dengan Bradshaw, “Konglomerat media punya kecenderungan untuk saling meniru dalam produksi konten, yang menghasilkan liputan yang sangat mirip satu sama lain.” 

Bagi media-media di luar kuasa konglomerat tetapi punya mutu jurnalisme yang baik, menurut Tapsell, sudah dan bakal semakin berdarah-darah menghadapi perkembangan ini. 

Jangankan Generasi Z, katanya, Milenial saja sudah mulai meninggalkan cetak. Media-media cetak itu kemudian membuat platform online dengan mutu jurnalisme yang berbeda dari versi cetaknya. 

Menurut Tapsell, berita-berita di kebanyakan platform online di Indonesia hanya menjelaskan apa, siapa, kapan, dan di mana. Berita-berita pendek itu kerap tidak menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana. Jurnalisme yang mengedepankan berita cepat, bukan mendorong pada cara bertutur dan kedalaman. 

Baca:
Media Cetak Bisa Mati, Jurnalisme (Seharusnya) Tidak"Jangan Ada Perbedaan Kualitas Jurnalisme, Apa pun Mediumnya"Dari riset Tirto, Generasi Z sebenarnya tidak suka dengan berita-berita yang serba tanggung dan boncel. 

Imam Alfagan Kurniawan, Tiara Dewanty, dan anak-anak muda lain adalah generasi yang menjadikan kelengkapan informasi sebagai alasan memilih berita, selain alasan kemudahan akses. Meski mengandalkan media sosial, mereka juga ternyata kecewa terhadap model berita sepotong-sepotong dan minim menjawab pertanyaan 5W+1H. 

Tiara kerap mendumel jika berita yang dibacanya berbeda dari judul atau gagal menjawab rasa penasaran yang membuatnya mengklik. Imam benci pada acara berita televisi yang pembawa acaranya bertingkah berlebihan tetapi berita yang disajikan kosong isi. 

Selama ini, ada banyak sekali anggapan bahwa anak muda menyukai visual yang atraktif. Namun, visual ternyata bukan pertimbangan dominan dalam memilih sumber berita. Hanya 1,9 persen responden yang menjawab tampilan visual sebagai alasan memilih media. Imam dan Tiara, misalnya, menyukai tampilan visual yang bagus, tetapi hal itu tidak menjadi landasan utama mereka memilih sumber berita. 

Dari survei Tim Riset Tirto, selain kemudahan akses, alasan utama lain yang dipertimbangkan Generasi Z dalam memilih media adalah kelengkapan informasi dan fitur yang menarik. 

Baca juga artikel terkait GENERASI Z atau tulisan menarik lainnya Wan Ulfa Nur Zuhra 
(tirto.id - wan/fhr) 

Laporan 1: Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak 
Laporan 2: Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z 
Laporan 3: Mengikuti Keseharian Generasi Z Golongan Pertama 
Laporan 4: Musik Rock Perlahan Ditinggalkan Generasi Z? 

      229 Shares

 0 TINGGALKAN KOMENTAR

Baca Juga

Tuanku Imam Bonjol Digebuk Veteran Waterloo

Belanda Melepas Manhattan Demi Pulau Kecil di Maluku

Meester Cornelis Babat Alas Jatinegara

Serangan Mematikan yang Awalnya Disangkal Israel

Mengenang Gugurnya Rombongan Adisucipto

BERITA MENARIK LAINNYA

2 hari yang lalu

Ambisi Jokowi di Balik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

25 Juli 2017

Selebritis Pengguna Narkotika

REKOMENDASI

02 Agustus 2017

Mengikuti Keseharian Generasi Z Golongan Pertama

02 Agustus 2017

Musik Rock Perlahan Ditinggalkan Generasi Z?

13 Mei 2017

Memasarkan Lewat Selebgram Berpengikut Sedikit Lebih Ampuh

29 April 2017

Habis Milenial dan Generasi Z, Terbitlah Generasi Alfa

KEYWORD

GENERASI Z MEDIA INTERNET MEDIA SOSIAL YOUTUBE BROWSER MESSENGER KORAN TELEVISI JURNALISME GENERASI MILENIAL HUMANIORA INDEPTH

Komentar

BERITA TERBARUTESTIMONIREDAKSIPEDOMAN MEDIA SIBERKONTAK KAMI

     

© 2016 tirto.id - All Rights Reserved.

Gen z 10 tahun lagi, big market

10 tahun lagi mereka akan memiliki uang mereka sendiri.  Dan mereka akan prefer belanja online daripada offline. 
.. Belanja based on apa yang mereka lihat di medsos.  Pengaruh selebgram  dst, rekomendasi teman di medsos. 
...