Tuhan 1
Tidak ada sesal...
Ada kisah di suatu negeri. Seorang wanita buruk rupa di nikahi oleh seorang pria gagah dan juga kaya. Sebetulnya wanita ini di pilih karena berkali kali pria ini gagal mendapatkan istri. Entah bagaimana akhirnya wanita ini di pilih sebagai istri. Setelah di nikahi, sang suami tetap dengan kebiasaanya sibuk mengurus bisnisnya dan playboy. Sementara istrinya di rumah mengurus ibunya yang sudah tua. Wanita ini tidak sedikitpun merasa di rendahkan oleh suaminya walau tak pernah di sentuh, tidak boleh ikut menemani suaminya di tempat umum. Bahkan wanita ini sangat telaten mengurus ibu mertuanya yang sudah tua.
Benar benar , wanita ini tidak dianggap sebagai istri di rumah. Hanya sebagai cara melampiaskan amarah suaminya ketika gagal menaklukan wanita di luar rumah. Bahkan wanita itu sering harus menyediakan makan malam untuk suaminya yang mengundang kerumah pacarnya. Wanita itu tidak boleh ikut makan malam, dan harus siap membersihkan meja makan setelah usai makan. Sementara sang suami setelah makan, akan asyik bermesraan dengan kekasihnya di ruang tamu , dan wanita itu harus tetap di kamar pembantu menanti suaminya memanggilnya.
Namun dari wajahnya wanita itu tidak nampak terkesan istri yang menderita karena sikap suami. Tidak nampak dia merasa di aniaya oleh suaminya. Wajahnya tetap berhias senyum ketika suaminya membantaknya. Tetap menunduk ketika suaminya melontarkan kata kata yang kasar. Tidak pernah merajuk karena sikap suaminya. Bahkan rasa hormatnya kepada mertuanya tetap di lakukan dengan merawat mertuanya sebaik mungkin. Mertuanya sendiri kadang bersikap kasar kepadanya Maklum karena sudah tua dan pikun , kadang kelakuan mertuanya seperti anak anak. Dia tetap sabar.
Suatu saat suaminya kena penyakit ginjal yang mengharuskan operasi ginjal. Sang istri dengan ikhlas menyerahkan satu ginjalnya kepada suaminya. Sampai akhirnya suami sembuh dari penyakit, ucapan terimakasih dari suaminya tak pernah terlontarkan kepadanya. Sikap suaminya juga tidak berubah. Dia tetap sabar.
Suatu saat ibu suaminya sakit keras, Suaminya sudah tiga hari tidak pulang. Dia ingin mengabarkan keadaan ibu sakit tapi Telp tidak diangkat. Karena memang suaminya tidak pernah mau angkat telpnya..selalu missed call. Karena tidak ada uang berlebih untuk menyewa ambulance, dia menggendong mertuanya ke rumah sakit. Untunglah karena cepat di bawa kerumah sakit, ibu mertuanya dapat di selamatkan.
Namun, wanita itu sendiri tumbang. Karena memang dengan satu ginjal, dia tidak bisa terlalu lelah ,dan dia mengambil resiko demi menyelamatkan ibu mertuanya. Akhirnya wanita itu meninggal. Dalam surat wasiatnya, wanita itu menyampaikan kesannya kepada suaminya,
" Terimakasih telah menjadikan aku sebagai istri. Aku tidak pernah dendam dan marah atau kecewa dengan sikapmu, Tidak, wahai suamiku. Aku justru mohon maaf karena buruk rupaku membuat kamu merasa di perlakukan tidak adil oleh Tuhan. Tuhan punya banyak cara untuk menguji manusia dan aku bersyukur aku hanya di uji dari buruk rupa dan sikapmu saja..tentunya banyak orang lain yang lebih dari aku. Setidaknya dengan sikapmu dan buruk rupaku, telah membuat aku semakin dekat dan percaya kepada Tuhan. Benarlah, ketika batas kekuatanku tak sanggup lagi menerima beban maka Tuhan akan mendekapku dalam pelukannya untuk merasakan kasihNYA. Baik baik selalu wahai suamiku. "
Anak ku..sebesar apapun kamu mencintai, berkorban, berbagi kasih, bersabar dalam perlakuan buruk orang lain, itu bukanlah antara kamu dengan orang lain tapi antara kamu dengan Tuhan. Jangan pernah kecewa bila kebaikan berbalas kejahatan dan kebencian, bahkan tak ada terimakasih sama sekali. Jangan kecewa. Mencintai Tuhan, Nak bukan hanya menyembahnya tapi bersabar dengan sikap orang lain, untuk menjadi sebaik baiknya kesudahan. Hanya Tuhan sahabatmu, jangan pernah prasangka buruk dengan apa yang terjadi pada dirimu. Karena tidak ada kejadian yang kebetulan. Semua skenario Tuhan. Berdialogh lah dengan Tuhan lewat peristiwa keseharianmu, dengan hati bersih ,penuh cinta, penuh prasangka baik. Pahamkan sayang.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home