Friday, September 22, 2017

Essay anak dan babo

Mengenal orang?
( Bisnis),

Dulu waktu saya memimpin eksekutif Holding setiap calon manager dan direktur harus lolos interview saya. Ketika interview, saya tanya apa hoby  atau minatnya. Setelah tahu apa minatnya maka saya minta dia menulis essay satu halaman kertas polio. Waktu yang saya beri 1 jam. Dia lakukan di kamar kerja saya. Dan saya meneruskan pekerjaan saya. Dari hasil tulisannya itu saya bisa tahu pasti wawasannya, kemampuannya mengamati  lingkungannya dan yang lebih penting adalah bagaimana dia menstruktur pikirannya terhadap masalah yang ada disekitarnya. Dan itu nampak dari tulisannya.

Kalau tulisannya ngacak atau tidak tersetruktur maka begitu pula pikiranya. Orang semacam ini walau pintar secara akademis namun dia tidak terbiasa berpikir praktis dan terstuktur. Mengapa ? kalau menyampaikan jalan pikiran terhadap minatnya saja tidak terstruktur , lantas bagaimana untuk sesuatu yang baru yang asing baginya. Mungkin dia akan seperti orang kebingungan atau gagap.  Apakah kemampuan berpikir tersetruktur itu dapat di pelajari di sekolah ? Ya bisa. Tapi untuk menjadi kebiasaan, tidak bisa di sekolah. Itu harus di dapat dari lingkungan terutama dari keluarga.

Anak yang selalu di sela kalau bicara dan disalahkan, akan gagap dan sulit menyampaikan gagasanya dalam bentuk kata kata , apalagi dalam bentuk tulisan. Anak yang sedari kecil didokrin tentang mana boleh dan mana tidak boleh, akan selalu gagal mengembangkan pikirannya dan tak akan mampu menyampaikan gagasannya dalam bentuk tulisan, Kalaupun dia bisa sampaikan dalam bentuk tulisan tapi tidak orisinil. Dan ketika ditanya , dia cenderung gagap dan mudah keluar dari topik bahasan bila menyangkut dialektika. Bila anak tumbuh dengan cara ini , maka dia akan gagal bersosialisasi dan cenderung intropet.

Di China, sebagian besar siswa gagal dalam ujian Gaokao karena kemampuannya membuat essay di nilai gagal. Walau mata pelajaran akademis tinggi, itu akan gugur bila ujian menulis essay dinilai gagal. Mengapa ? Menurut pemerintah China, siapapun dia , lingkungan dan sekolahnya bertanggung jawab menjadikan anak seperti apa. Manusia bukan robot tapi makhluk sosial yang dinilai bukan kemampuannya teknis berhitung hal yang eksak saja tapi yang lebih penting kemampuannya menggunakan pikirannya  secara rasioanal dan pemahamanya tentang hal yang transenden. Dan itu tercermin dari tulisannya.

Makanya kalau saya baca status orang di facebook, saya kadang tersenyum. Mengapa ? tak penting singkat atau panjang tulisan itu, tapi cara dia menggunakan bahasa komunikasi dalam menulis status , saya mengenal karakter orang itu. Dan cara dia meresponse komen juga dapat kita ketahui karakter nya. Ingat bahwa cara kamu menulis menunjukan cara kamu berpikir dan sikap keseharian kamu dalam menghadapi masalah..

DDB ini saya harapkan bagi members sebagai wahana belajar menyampaikan gagasan dalan bentuk tulisan. Selagi itu tulisan lahir orisinil dari pikiran anda maka tidak sulit bagi anda berdiskusi dengan anggota members lain. Yuk belalar. Salah engga apa apa. Kalau ada yang ngejek ..babo priwiiiit dan kick dia keluar.

Pahamkan sayang

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home