Tuesday, July 25, 2017

Create community

Business Value.
( Bisnis )

Dalam business di era sekarang, siapa yang menguasai komunitas maka dialah sebagai pemenang. Ketika komunitas dibawah kendali anda maka banyak hal yang bisa anda lakukan untuk me leverage business itu menjadi valuable dan profitable. Facebook yang seketika mendapatkan dana miliaran dollar lewat bursa hanya karena ia proven menciptakan komunitas dunia dalam satu platform. Samahalnya dengan jaringan social lainnya seperti Google, Gojek, dan lainnya.  Nilai perusahaan pengelola jaringan komunitas  itu setiap tahun terus meningkat.

Apa kuncinya mereka bisa mendatangkan komunitas begitu besarnya? Jawabannya adalah kemampuan creative untuk menggugah orang berinteraksi satu sama lain dalam satu platform. Keliatannya sederhana tapi untuk meng implementasikannya tidaklah mudah. Facebook, google , Gojek, dan lainnya harus menginvestasikan dana tidak sedikit untuk membuat insfrastruktur database, perangkat lunak dan lain sebagainya. Semua itu tidak dikerjakan sehari tapi bertahun tahun dengan konsistensi idea yang terus diperkaya dan dipertajam demi memanjakan komunitas agar patuh dan setia. Kepatuhan ini bukan karena paksaan tapi karena semua mendapatkan manfaat darinya jarigan komunitas itu.

Bagaimana konkritnya business value dalan meng-generate komunitas. Kita ambil contoh sederhana. Ada anak muda berpikir sederhana. Bagaimana para pekerja di bank yang kena PHK dapat di manfaatkan dengan kapasitas yang mereka punya. Setidaknya mereka punya tabungan walau tidak besar. Mereka juga cerdas dan melek IT.  Dia menawarkan buy dan delivery sistem. Apapun kebutuhan hari hari orang dapat di pesan di sistem ini. Para anggota siapapun bisa menjadi member reseler atas beragam produck dan tidak diperlukan display barang berupa toko atau kios. Yang penting para member harus mencantumkan dengan detail jumlah stok, jenis barang,  harga dan alamat. Dia kemudian membuat database pesanan memuat daftar barang yang bisa di delivery dan menjadi konten portal business lewat situs internet.

Konsumen yang membutuhkan barang keperluan hari hari, dapat masuk ke situs pencari barang. Dalam beberapa detik barang yang diminta akan muncul lengkap informasi harga,  posisi penjual berada dan lama barang akan dikirim yang maksimum 15 menit sudah sampai. Ketika orang pesan dan kirim uang lewat paypal atau credit card maka seketika pesanan itu akan sampai kepada penjual yang mungkin saja alamatnya tepat berada dalam satu gedung apartemen atau berada satu blok dari tempat tinggalnya.

Berkat sistem IT yang ada , dia dapat menciptakan komunitas pedagang tanpa harus berada disatu tempat, dan tanpa perlu ada toko. Untuk menjaring komunitas pembeli dia bekerja sama membangun konten streaming video musik dan film bekerja sama dengan agent film dan musik. Dari komunitas konten ini dia dapat menjaring komunitas kaum muda yang memang butuh segala sesuatu praktis dan tentu menyukai layanan belanja online dan real time delivery.  Setiap tahun omzet nya hampir sama dengan jaringan retail modern. Tapi dia tidak punya karyawan dan tidak perlu outlet. Dari business modelnya dia memberi peluang kepada ribuan orang untuk mendapatkan income dan ribuan konsumen mendapatkan layanan murah dan cepat tanpa harus beranjak dari tempat duduk untuk belanja.

Apa yang dilakukan oleh Mukseh Ambani yang berani memberikan layanan 4 G internet satu paket dengan gadget tanpa harus bayar pulsa internet, tak lain adalah seni menjaring komunitas. Mengapa ? otomatis orang yang beli gadget dari dia akan menjadi komunitasnya dan banyak hal business bica di create oleh dia. Termasuk salah satunya menawarkan komunitas provider kepada business onlie. Dia bisa dapat fee tanpa pusing mikir bisnis apa yang akan di tawarkan kepada members nya. Tentu tak bisa dibayangkan berapa uang tunai dari fee akan didapat.

Begitu hebatnya kekuatan komunitas meng generate value business. Lantas bagaimana jadinya bila komunitas itu sudah tersedia dan dipaksa patuh karena aturan/Undang undang? Service pun sudah ada. Tentu itu berkah. Apa itu? Komunitas pengguna jasa angkutan massal. Komunitas itu tidak sedikit dan jumlahnya hampir semua yang menjadi penduduk kota. Tinggal bagaimana caranya membuat komunitas itu menjadi kekuatan membangun value business. Caranya? mari kita lihat Hong Kong.

Di Hong Kong ada octopus card yang berfungsi sebagai alat pembayaran pengguna jasa angkutan MTR, Hong Kong express , Bus ,dll. Card ini dapat di isi ulang melalui ATM atau Mesin isi ulang atau Counter (loket isi ulang). Syarat untuk mendapatkan card ini tidak membutuhkan KTP atau apapun. Siapapun ( termasuk orang asing ) bisa mendapatkannya dengan mudah disetiap loket yang ada di stasiun. Setoran awal HKD 50 ( Rp. 50 ribu). Diperkirakan  kurang lebih 10 juta orang sebagai pengguna jasa angkutan mempunyai octopus card. Dengan komunitas sebesar 10 juta orang itu membuat octopus card sangat bernilai dibandingkan money card lainnya sepeti debit card yang diterbitkan oleh Bank. Tidak diperlukan pemasaran untuk mendatangkan member karena by design setiap pengguna angkutan cenderung akan menggunakan octopus card sebagai alat pembayaran.

Benarlah, bila awalnya octopus card hanya digunakan untuk alat pembayaran angkutan umum namun berikutnya berkembang menjadi alat pembayaran untuk apa saja. Akibatnya dapat ditebak,  perputaran dana public dalam octopus card system ini sangat besar sekali.  Bila rata rata per hari pengeluaran orang menggunakan octopus card sebesar HKD 100 (RP. 100,000) maka setiap hari dana berputar HKD 1300.000.000 atau atau Rp. 1,3 triliun. BIla dari perputaran dana itu pihak provider card mendapatkan fee dari bank sebesar 2,5% maka total fee yang didapat adalah HKD 33 juta atau Rp. 40 miliar per hari. Di Hong Kong , Fee itu sebagai side income dari pengelola MTR yang juga bertindak sebagai Octopus card provider.  Seorang banker yang saya temui di Hong Kong mengatakan bahwa hanya dari fee octopus card saja, sudah lebih dari cukup untuk mengembalikan investasi MTR.

****
Tanggapan postingan saudara Andi Andika Rprasetya dan Karles Hasiholan Sinaga

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home