Saturday, March 25, 2017

Percaya inovasi

Home Fokus Market Watch Ekonomi Bisnis Finansial Properti Energi Industri Perencanaan Keuangan Peluang Usaha Konsultasi Market Research Wawancara Sosok Bursa Valas Moneter Foto Infografis Video d'Preneur Indeks

Home / detikFinance / Detail

Jumat 24 Mar 2017, 17:23 WIB

Paparan Sri Mulyani Soal Kuatnya RI Saat Ekonomi Dunia Memburuk

Maikel Jefriando - detikFinance

Foto: Grandyos Zafna

Bandung - Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi di tengah buruknya kondisi global. Sementara banyak negara berkembang yang jatuh ke dalam jurang resesi.

Sebut saja Brasil, Rusia, Argentina, Nigeria, Turki hingga Afrika Selatan yang terpuruk dalam beberapa waktu terakhir.

"Pada 2016 kita berhasil tumbuh 5,02%. Ada sedikit momentum naik setelah sempat turun," ujarnya dalam kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa ITB, Jumat (24/3/2017).

Faktornya yang membuat ekonomi dunia memburuk ada beberapa hal. Mulai dari perubahan arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), jatuhnya harga komoditas hingga situasi yang tidak sehat dalam sistem perdagangan dunia.

"Indonesia sudah cukup berpengalaman ketika menghadapi shock baik di pasar keuangan maupun komoditas," terangnya.

Kuatnya ekonomi RI ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Masyarakat Indonesia yang masih memiliki kemampuan untuk belanja membuat ekonomi tetap tumbuh. Porsinya mencapai 59% dari total ekonomi. Pada 2016 mampu tumbuh sekitar 5%.

Selanjutnya adalah investasi, porsinya hanya 22% akan tetapi masih bisa tumbuh 6,8%. Belanja pemerintah porsinya memang kecil, akan tetapi menjadi stimulus awal sebelum konsumsi dan investasi tumbuh. Apalagi ketika situasi ekspor dan impor negatif alias tidak tumbuh.

"Ekspor impor kita masih negatif seiring dengan kondisi dunia juga mengalami perlambatan," ujar Sri Mulyani.

Bila dilihat dari sisi produksi, maka sektor yang mampu untuk tumbuh tinggi adalah jasa-jasa dan komunikasi. Peertumbuhannya bisa mencapai kisaran 8-10%.

"Kalau bicara produksi, maka sektor yang tepat adalah yang mampu penciptaan kesempatan kerja yang besar, misalnya perdagangan berlandaskan IT, manufaktur berbasis teknologi. makanya butuh diversifikasi," tukasnya.(mkj/dna) 

Share:

7 komentar

BERITA TERKAIT

Sri Mulyani: 2.528 Km Jalan Terbangun di Era Jokowi

Sri Mulyani ke Mahasiswa: Jangan Taruh Label Harga di Jidat

Sri Mulyani: I Love untuk Tidak Ngutang

Sri Mulyani: Separuh Ekonomi RI Masih Terpusat di Jawa

Bertemu Istri Orang Terkaya Dunia, Ini Kata Sri Mulyani

Di ITB, Sri Mulyani Ungkap Kekecewaan Soal Trump

Sri Mulyani: Satu Kepala Orang RI Nanggung Utang US$ 997

Begini Gaya Para Menteri Minta Anggaran ke Sri Mulyani

BACA JUGA

detikOto

Pilih Mobil, Anak Muda Lihat Modelnya Bukan Mesinnya

detikInet

Melinda Gates Puji Program 'Kartu Sakti' Jokowi

detikNews

Soal Mobil Pinjaman, Seskab Era SBY: Jangan Saling Menyalahkan

detikOto

Kaum Milenial Lebih Pilih Mobil Baru LCGC daripada Mobil Bekas

detikNews

Menteri Paling Memuaskan Versi Indo Barometer: Susi, Lukman, Anies

detikNews

LAPORAN DARI BANGKOK

JK: Industri di Thailand Maju karena Kualitas Anak Mudanya

detikNews

FOTO NEWS

Wabup Klaten Diperiksa KPK

detikNews

FOTO NEWS

Sri Mulyani Gilas Miras Ilegal dengan Slender

NEWS FEED

Menhub Sosialisasi Aturan Baru Angkutan Umum ke Puluhan Sopir di Tangerang

Sabtu, 25 Mar 2017 18:01 WIB

Pakai Peci dan Sarung, Jokowi Groundbreaking Ponpes di Mandailing Natal

Sabtu, 25 Mar 2017 17:42 WIB

Pegawai Pajak Siap Lembur Layani Pendaftar Tax Amnesty

Sabtu, 25 Mar 2017 17:12 WIB

Fintech Terus Berkembang, Bagaimana Nasib Jasa Keuangan Konvensional?

Sabtu, 25 Mar 2017 16:34 WIB

Tax Amnesty Segera Berakhir, Dana Repatriasi Sudah Rp 146 T

Sabtu, 25 Mar 2017 16:04 WIB

Pekan Ini Ada 19.000 WP Setor Tebusan Tax Amnesty

Sabtu, 25 Mar 2017 15:44 WIB

Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Media Partner: promosi[at]detikfinance.com
Iklan: sales[at]detik.com

Ke Atas · Berita Lainnya · Search

Navigasi detikFinance

HomeFinansialEnergiPerencanaan Keuangand'PreneurMarket ResearchEkonomi BisnisPropertiIndustriPeluang UsahaSosokMost PopularKonsultasiInfografisFotoBizVideoFokusMarket WatchIndeks

Lihat Versi Desktop 

Redaksi · Pedoman · Info Iklan · Privacy Policy

   

Copyright @ 2016 detikcom
All right reserved

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home